KOMPAS.com - Banjir Jakarta atau Jakarta floods menjadi topik hangat dan diberitakan sejumlah media internasional.
Hujan deras yang terjadi sejak Selasa malam (31/12/2019) di wilayah Jabodetabek membuat banjir terjadi di ratusan titik.
Peristiwa ini tak hanya menjadi perhatian di level nasional, tetapi juga diberitakan media internasional.
Tiga di antaranya, South China Morning Post, CNN, dan The Guardian. Bagaimana ketiga media ini memberitakan banjir Jakarta 2020?
Pada Kamis (2/1/2020), SCMP memberitakan bahwa Bandara Halim Perdanakusuma tidak bisa dioperasikan dan ribuan orang harus mengungsi.
Hingga Kamis (2/1/2020), dilaporkan jumlah korban yang meninggal karena banjir mencapai 29 orang.
Para korban yang meninggal disebabkan karena tenggelam, hypothermia dan terkena longsor. Serta ada anak laki-laki berusia 16 tahun meninggal karena tersengat listrik.
Selain itu, sebanyak 10 ribu warga dievakuasi ke pengungsian.
Bencana tersebut disebut sebagai yang terburuk sejak banjir yang terjadi di Jakarta pada 2013 lalu.
Baca juga: Banjir Jakarta, Listrik di 322 Wilayah Jabodetabek Masih Padam
Pada 2013 lalu, terdapat puluhan orang meninggal dalam banjir di DKI Jakarta.
Pada 2007, lebih dari 50 orang meninggal karena banjir Jakarta.
Banjir memang rutin menggenangi Jakarta setiap musim hujan yang terjadi pada akhir November.
Sementara, CNN juga menyebut bahwa banjir kali ini menjadi yang terburuk selama beberapa dekade terakhir.