Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bertema Khusus, Kebun Raya Ini Tampilkan Tumbuhan Adat dan Herbal Bali

Kompas.com - 06/12/2019, 21:05 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Satu kebun raya yang terdapat di Bali memiliki keunikan tersendiri di banding kebun raya lainnya, karena memiliki tema khusus yakni menampilkan tanaman khas Bali.

Jenis tanaman itu terdiri dari tanaman-tanaman herbal dan adat untuk keperluan ibadah masyarakat Bali yang kebanyakan menganut agama Hindu.

Kebun raya ini diinisiasi sejak tahun 2014 dan diresmikan Bupati Jembrana I Putu Artha bersama Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) pada Kamis (5/12/2019).

Kebun Raya Jagatnatha terletak di Kelurahan Dauhwaru, Kecamatan Jembrana, Kabupaten Jembrana dan didirikan di atas lahan seluas 5,8 hektar yang terletak di tepi jalur utama yang menghubungkan Gilimanuk dan Denpasar.

Berdasarkan keterangan tertulis yang terdapat di laman LIPI, kebun raya ke-14 yang dibangun di daerah ini mengambil konsep tematik dengan prioritas tumbuhan upakara (tumbuhan untuk upacara adat umat Hindu Bali) dan usada (tumbuhan obat tradisional Bali).

Kepala Pusat Penelitian Konservasi Tumbuhan dan Kebun Raya LIPI R. Hendrian pun berharap lokasi yang dijadikan tempat wisata ini dapat memberikan banyak manfaat.

Baca juga: Bunga Bangkai Langka Setinggi 2,9 Meter Mekar Sempurna di Kebun Raya Bogor

“Kebun raya ini harus bisa menjadi pusat konservasi tumbuhan untuk melestarikan tumbuhan khas Jembrana yang mulai langka, menjadi pusat pendidikan lingkungan, pengembangan ilmu pengetahuan dan jasa lingkungan bagi masyarakat,” Kata Hendrian.

Kepala Bidang Pengembangan Kawasan Kebun Raya Pusat Penelitian Konservasi Tumbuhan dan Kebun Raya LIPI Danang W. P. menyebut Kebun Raya Jagatnatha menjadi kebun raya pertama di Indonesia yang menerapkan tema khusus.

“Konservasi tumbuhan usada dan upacara adat Bali diharapkan menjadi rujukan, sekaligus menjadikan Kebun Raya Jagatnatha sebagai kebun raya pertama di Indonesia yang koleksi tumbuhannya ditata berdasarkan pola tematik sebagai perpustakaan hidup yang memberikan pengetahuan kepada pengunjung tentang kekayaan budaya Bali,” kata Danang.

Saat ini, Kebun Raya Jagatnatha telah mengoleksi tanaman usada sebanyak 26 suku, 45 nomor koleksi, 36 genus. Tanaman koleksi upakara 38 suku, 101 nomor koleksi, 85 genus.

Sementara tanaman koleksi endemik sebanyak 48 suku, 103 genus, 124 spesies, 428 spesimen dan pembibitan 62 suku, 174 genus, 162 spesies, 1.234 spesimen.

Beberapa di antaranya adalah tanaman khas Jembrana yang ditemukan dari hasil eksplorasi di wilayah sekitar Jembrana.

Misalnya anggrek yang didapat dari Gunung Masehe dan Gunung Merbuk, Jembrana.

Sementara itu, jenis tanaman lain yang juga di tanam di sana adalah jenis kamboja, teratai, tumbuhan pakis, melati jepang, dan sebagainya.

Tidak hanya berbagai macam tanaman obat dan adat, terdapat satu hal lain yang membuat Kebun Raya ini unik. Yakni keberadaan Pura Jagatnatha di dalamnya, sehingga penataan ruang di sana sangat memperhatikan aturan Hindu Tri Mandala.

Misalnya dengan memperhatikan batasan suci (Parahyangan), zona aktivitas manusia (Pawongan), dan zona lingkungan (Palemahan).

Kepala Pusat Penelitian Konservasi Tumbuhan dan Kebun Raya LIPI R. Hendrian mengatakan saat ini konservasi tumbuhan di Indonesia baru memanfaatkan 6.000 jenis tanaman dari 35.000 jenis yang ada.

LIPI pun memiliki target untuk membangun kebun raya-kebun raya lain di Indonesia agar cita-cita konservasi minimal 75 persen tumbuhan Indonesia dapat terwujud di 2030.

“Kerjasama dengan pemerintah daerah, perguruan tnggi, bahkan swasta terus kami galakkan untuk mewujudkan kebun raya di seluruh Indonesia yang mampu mengkonservasi tumbuhan di 47 tipe ekoregion di Indonesia,” jelasnya.

 

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com