Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Membaca Sinyal Jokowi dari Pertemuan dengan SBY dan Prabowo...

Kompas.com - 11/10/2019, 18:55 WIB
Ariska Puspita Anggraini,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo bertemu dengan dua pimpinan partai non-koalisi, Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono dan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.

Pertemuan digelar di Istana Kepresidenan, Jakarta, pada Kamis (10/10/2019) dan hari ini, Jumat (11/10/2019).

Jokowi bertemu SBY pada Kamis kemarin, dan bertemu Prabowo pada hari ini.

Seusai bertemu SBY, Jokowi mengakui, pertemuannya dengan Presiden ke-6 RI itu sudah lama direncanakan.

Salah satu yang dibahas adalah mengenai peluang Demokrat bergabung di kabinet.

Sementara, seusai bertemu Jokowi, Prabowo menyatakan Gerindra siap membantu pemerintahan Jokowi.

Sinyal apa yang disampaikan Jokowi melalui pertemuan dengan SBY dan Prabowo?

Baca juga: Jokowi Calonkan Mantan Menteri SBY Jadi Pimpinan Bank Dunia

Rangkul semua pihak

Pengamat politik dari Universitas Indonesia Aditya Perdana mengatakan, langkah Jokowi merupakan bentuk komunikasi politik yang menunjukkan bahwa ia mampu merangkul semua pihak.

Pertemuan dengan kedua pemimpin partai ini juga bagian dari upaya Jokowi merangkul kelompok di luar pendukungnya untuk menjadi bagian dari kabinet barunya bersama Ma'ruf Amin.

"Pembicaraan dengan di luar koalisi ini bisa jadi tentang ditawarkan atau menawarkan diri untuk bergabung dengan kabinet. Jadi, kita harus jeli juga melihat kondisinya," kata Aditya, saat dihubungi Kompas.com, Jumat (11/10/2019).

Menurut Aditya, Jokowi berusaha merangkul semua kelompok untuk masuk dalam barisan pendukung pemerintah.

Namun, ia berpandangan, demokrasi Indonesia juga memerlukan keseimbangan.

Baca juga: Jokowi dan Prabowo Bahas Bergabungnya Gerindra ke Koalisi, tapi...

"Pihak oposisi juga harus dikasih kesempatan untuk tidak perlu masuk dalam pemerintahan," ujar dia.

Di sisi lain, Aditya menganggap, Jokowi juga tengah membangun dukungan dari kelompok lain tanpa mengesampingkan partai yang selama ini mendukungnya.

"Saya merasa tantangan Jokowi di kabinet kedua ini adalah kemampuannya untuk menunjukkan sikap mandiri dalam menyatakan sikap politik tanpa ada ikatan kuat dengan koalisi meski tidak mudah dilakukan," kata dia.

Meski demikian, menurut dia, di dalam sistem pemerintahan presidensial, Jokowi punya kesempatan untuk muncul secara independen tanpa ikatan dengan partai koalisi.

"Tapi ke depannya kita tidak tahu apa yang terjadi karena bukan hal yang mudah bagi Jokowi untuk mencari keseimbangan itu," ujar Aditya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Beroperasi Mulai 1 Mei 2024, KA Lodaya Gunakan Rangkaian Ekonomi New Generation Stainless Steel

Beroperasi Mulai 1 Mei 2024, KA Lodaya Gunakan Rangkaian Ekonomi New Generation Stainless Steel

Tren
Pindah Haluan, Surya Paloh Buka-bukaan Alasan Dukung Prabowo-Gibran

Pindah Haluan, Surya Paloh Buka-bukaan Alasan Dukung Prabowo-Gibran

Tren
3 Skenario Timnas Indonesia U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris

3 Skenario Timnas Indonesia U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris

Tren
Hak Angket Masih Disuarakan Usai Putusan MK, Apa Dampaknya untuk Hasil Pilpres?

Hak Angket Masih Disuarakan Usai Putusan MK, Apa Dampaknya untuk Hasil Pilpres?

Tren
Daftar Cagub DKI Jakarta yang Berpotensi Diusung PDI-P, Ada Ahok dan Tri Rismaharini

Daftar Cagub DKI Jakarta yang Berpotensi Diusung PDI-P, Ada Ahok dan Tri Rismaharini

Tren
'Saya Bisa Bawa Kalian ke Final, Jadi Percayalah dan Ikuti Saya... '

"Saya Bisa Bawa Kalian ke Final, Jadi Percayalah dan Ikuti Saya... "

Tren
Thailand Alami Gelombang Panas, Akankah Terjadi di Indonesia?

Thailand Alami Gelombang Panas, Akankah Terjadi di Indonesia?

Tren
Sehari 100 Kali Telepon Pacarnya, Remaja Ini Didiagnosis “Love Brain'

Sehari 100 Kali Telepon Pacarnya, Remaja Ini Didiagnosis “Love Brain"

Tren
Warganet Sebut Ramadhan Tahun 2030 Bisa Terjadi 2 Kali, Ini Kata BRIN

Warganet Sebut Ramadhan Tahun 2030 Bisa Terjadi 2 Kali, Ini Kata BRIN

Tren
Lampung Dicap Tak Aman karena Rawan Begal, Polda: Aman Terkendali

Lampung Dicap Tak Aman karena Rawan Begal, Polda: Aman Terkendali

Tren
Diskon Tiket KAI Khusus 15 Kampus, Bisakah untuk Mahasiswa Aktif?

Diskon Tiket KAI Khusus 15 Kampus, Bisakah untuk Mahasiswa Aktif?

Tren
Lolos ke Semifinal Piala Asia U23 2024, Indonesia Hentikan Rekor Korsel Lolos ke Olimpiade

Lolos ke Semifinal Piala Asia U23 2024, Indonesia Hentikan Rekor Korsel Lolos ke Olimpiade

Tren
6 Kelompok Orang yang Tidak Dianjurkan Mengonsumsi Kafein, Siapa Saja?

6 Kelompok Orang yang Tidak Dianjurkan Mengonsumsi Kafein, Siapa Saja?

Tren
Istri Bintang Emon Positif 'Narkoba' Usai Minum Obat Flu, Kok Bisa?

Istri Bintang Emon Positif "Narkoba" Usai Minum Obat Flu, Kok Bisa?

Tren
Kata Media Korea Selatan Usai Shin Tae-yong Kalahkan Timnas Mereka

Kata Media Korea Selatan Usai Shin Tae-yong Kalahkan Timnas Mereka

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com