Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Awas Dehidrasi Karena Cuaca Panas, Begini Cara Mengatasinya

Kompas.com - 29/09/2019, 16:04 WIB
Rosiana Haryanti,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Cuaca panas yang melanda berbagai wilayah di Indonesia menyebabkan banyak masalah kesehatan. Hawa panas yang terjadi menjadi salah satu penyebab banyak orang mengalami dehidrasi.

Dilansir dari Medical News Today, Minggu (29/9/2019), dehidrasi terjadi saat tubuh kekurangan cairan. Kondisi ini kemudian menyebabkan berbagai maslah kesehatan seperti sakit kepala, lesu, hingga sembelit.

Sebanyak 75 persen bagian dari tubuh manusia terdiri dari air yang ditemukan dalam sel di pembuluh darah.

Meski air selalu mengilang dari tubuh saat manusai beraktivitas, namun manusia dapat mengisinya kembali dengan mengonsumsi cairan. Tubuh juga dapat memindahkan air saat ke tempat-tepat yang dibutuhkan saat dehidrasi terjadi.

Baca juga: Kenapa Kita Pusing jika Cuaca Terlalu Terik dan Panas?

Dehidrasi ringan disebabkan oleh berbagai kondisi seperti diare, muntah, dan berkeringat. Bahkan dehidrasi juga bisa terjadi saat akdar gula darah menjadi tinggi.

Hal ini lalu membuat adanya peningkatan buang air kecil pada individu sehingga membuat tubuh kehilangan banyak cairan.

Selain itu, penyebab lain dehidrasi juga terjadi terlalu banyak mengonsumsi obat-obatan seperti, diuretik, antihistamin, obat tekanan darah, dan antipsikotik, dan bahkan alkohol.

Kemudian luka bakar pada tubuh bisa menyebabkan banyak cairan hilang. Pembuluh darah pada luka yang rusak, menyebabkan cairan bocor ke jaringan di sekitarnya.

Adapun individu yang lebih berisiko terkena dehidrasi adalah para atlet, orang yang tinggal di tempat tinggi, serta orang tua.

Risiko dehidrasi juga dapat dialami oleg orang-orang dengan penyakit kronis, seperti diabetes, penyakit ginjal, cystic fibrosis, pecandu alkohol, dan kelainan kelenjar adrenal.

Ilustrasi minum airbaiajaku Ilustrasi minum air
Gejala dan tips menyembuhkan dehidrasi

Kondisi ini pada awalnya ditandai dengan kondisi mulut yang kering, lesu, dan pusing. Selain itu, gejala lain yang terjadi antara lain rasa haus, urin berwarna lebih gelap, dan penurunan produksi urin.

Faktanya, warna urin merupakan salah satu indikator seseorang mengalami dehidrasi. urin berwarna jernih berarti Anda terhidrasi dengan baik. Sementara jika urin berwarna lebih gelap, berarti tubuh mengalami kekurangan cairan.

Namun penting untuk dicatat jika pada orang yang lebuh tua, dehidrasi dapat terjadi tanpa rasa haus. Untuk itu, penting bagi mereka untuk banyak minum air saat sakit atau selama cuaca panas.

Baca juga: Minum Air Dingin Saat Cuaca Panas, Adakah Bahayanya?

Selain itu, gejala lainnya adalah tekanan darah menjadi lebih rendah, demam, serta meningkatnya denyut jantung.

Sedangkan jika dehidrasi menjadi lebih parah jika gejala yang terjadi sebelumnya memburuk ditambah dengan kurangnya keringat pada tubuh, mata cekung, kulit menjadi lebih layu dan kering, mengigau, hingga ketidaksadaran.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

NASA Perbaiki Chip Pesawat Antariksa Voyager 1, Berjarak 24 Miliar Kilometer dari Bumi

NASA Perbaiki Chip Pesawat Antariksa Voyager 1, Berjarak 24 Miliar Kilometer dari Bumi

Tren
Profil Brigjen Aulia Dwi Nasrullah, Disebut-sebut Jenderal Bintang 1 Termuda, Usia 46 Tahun

Profil Brigjen Aulia Dwi Nasrullah, Disebut-sebut Jenderal Bintang 1 Termuda, Usia 46 Tahun

Tren
Jokowi Teken UU DKJ, Kapan Status Jakarta sebagai Ibu Kota Berakhir?

Jokowi Teken UU DKJ, Kapan Status Jakarta sebagai Ibu Kota Berakhir?

Tren
Ini Daftar Gaji PPS, PPK, KPPS, dan Pantarlih Pilkada 2024

Ini Daftar Gaji PPS, PPK, KPPS, dan Pantarlih Pilkada 2024

Tren
Pengakuan Ibu yang Paksa Minta Sedekah, 14 Tahun di Jalanan dan Punya 5 Anak

Pengakuan Ibu yang Paksa Minta Sedekah, 14 Tahun di Jalanan dan Punya 5 Anak

Tren
Jadi Tersangka Korupsi, Ini Alasan Pendiri Sriwijaya Air Belum Ditahan

Jadi Tersangka Korupsi, Ini Alasan Pendiri Sriwijaya Air Belum Ditahan

Tren
Daftar Lokasi Nobar Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024

Daftar Lokasi Nobar Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024

Tren
Bolehkah Penderita Diabetes Minum Air Tebu? Ini Kata Ahli Gizi UGM

Bolehkah Penderita Diabetes Minum Air Tebu? Ini Kata Ahli Gizi UGM

Tren
Bandara di Jepang Catat Nol Kasus Kehilangan Bagasi Selama 30 Tahun, Terbaik di Dunia

Bandara di Jepang Catat Nol Kasus Kehilangan Bagasi Selama 30 Tahun, Terbaik di Dunia

Tren
La Nina Berpotensi Tingkatkan Curah Hujan di Indonesia, Kapan Terjadi?

La Nina Berpotensi Tingkatkan Curah Hujan di Indonesia, Kapan Terjadi?

Tren
Kasus yang Bikin Bea Cukai Disorot: Sepatu Impor hingga Alat Bantu SLB

Kasus yang Bikin Bea Cukai Disorot: Sepatu Impor hingga Alat Bantu SLB

Tren
Biaya Kuliah Universitas Negeri Malang 2024/2025 Program Sarjana

Biaya Kuliah Universitas Negeri Malang 2024/2025 Program Sarjana

Tren
Hari Pendidikan Nasional 2024: Tema, Logo, dan Panduan Upacara

Hari Pendidikan Nasional 2024: Tema, Logo, dan Panduan Upacara

Tren
Beredar Kabar Tagihan UKT PGSD UNS Capai Rp 44 Juta, Ini Penjelasan Kampus

Beredar Kabar Tagihan UKT PGSD UNS Capai Rp 44 Juta, Ini Penjelasan Kampus

Tren
Semifinal Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024 Hari Ini, Pukul Berapa?

Semifinal Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024 Hari Ini, Pukul Berapa?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com