Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Minum Air Dingin Saat Cuaca Panas, Adakah Bahayanya?

Kompas.com - 29/09/2019, 07:00 WIB
Mela Arnani,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Cuaca panas tengah melanda sejumlah wilayah di Indonesia. Keringnya udara membuat seseorang gampang haus.

Minum dalam jumlah cukup menjadi salah satu cara agar tubuh tetap terhidrasi dengan baik. Cairan tubuh turut berperan mengatur suhu badan.

Mengonsumsi minuman dingin memang terasa menyegarkan di siang bolong yang panas. Tapi, apakah ini baik bagi tubuh?

Dilansir dari Hello Sehat, minum air dingin di tengah panas yang melanda bepengaruh besar terhadap tubuh.

Sebuah penelitian di tahun 2013, menunjukkan jika suhu air minum mempunyai pengaruh.

Ada perbedaan produksi keringat saat seseorang minum air hangat dan air dingin. Air keran dengan suhu 16 derajat paling efektif mengembalikan hidrasi tubuh.

Baca juga: Minum Air Es Setelah Berolahraga, Baik Atau Tidak?

Tapi, terlalu sering dan terlalu banyak minum air dingin mempunyai dampak buruk bagi kesehatan.

Air yang terlalu dingin dapat menyakiti gusi, bahkan berpengaruh terhadap sistem pencernaan.

Beberapa risiko terlalu sering minum air dingin antara lain:

1. Memburuknya sistem pencernaan

Air dingin membuat kontraksi pada pembuluh darah, yang berpengaruh besar terhdap proses pencernaan saat menyerap nuutrisi.

Ketika seseorang menegak air dingin, fokus tubuh berubah menjadi menormalkan kembali suhu badan, yakni 37 derajat celcius.

Saat mengonsumsi air bersuhu lebih rendah, otomatis tubuh membutuhkan energi ekstra untuk mengembalikan suhu badan.

Sehingga, saat minum air dingin, proses pencernaan tidak maksimal dalam penyerapan vitamin dan nutrisi.

2. Menurunkan detak jantung

Air dingin dapat merangsang saraf kranial kesepuluh, yaitu saraf vagus. Saraf ini berperan penting menurunkan ritme jantung.

Saat saraf terangsang, tidak menutup kemungkinan detak jantung akan menurun.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Kemendikbud Akan Wajibkan Pelajaran Bahasa Inggris untuk SD, Pakar Pendidikan: Bukan Menghafal 'Grammar'

Kemendikbud Akan Wajibkan Pelajaran Bahasa Inggris untuk SD, Pakar Pendidikan: Bukan Menghafal "Grammar"

Tren
Semifinal Piala Asia U23 Indonesia Vs Uzbekistan Tanpa Rafael Struick, Ini Kata Asisten Pelatih Timnas

Semifinal Piala Asia U23 Indonesia Vs Uzbekistan Tanpa Rafael Struick, Ini Kata Asisten Pelatih Timnas

Tren
Gempa M 4,8 Guncang Banten, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami

Gempa M 4,8 Guncang Banten, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami

Tren
Soal Warung Madura Diimbau Tak Buka 24 Jam, Sosiolog: Ada Sejarah Tersendiri

Soal Warung Madura Diimbau Tak Buka 24 Jam, Sosiolog: Ada Sejarah Tersendiri

Tren
Kapan Pertandingan Indonesia Vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U23 2024?

Kapan Pertandingan Indonesia Vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U23 2024?

Tren
Penelitian Ungkap Memelihara Anjing Bantu Pikiran Fokus dan Rileks

Penelitian Ungkap Memelihara Anjing Bantu Pikiran Fokus dan Rileks

Tren
Swedia Menjadi Negara Pertama yang Menolak Penerapan VAR, Apa Alasannya?

Swedia Menjadi Negara Pertama yang Menolak Penerapan VAR, Apa Alasannya?

Tren
Bisakah BPJS Kesehatan Digunakan di Luar Kota Tanpa Pindah Faskes?

Bisakah BPJS Kesehatan Digunakan di Luar Kota Tanpa Pindah Faskes?

Tren
BMKG Ungkap Penyebab Cuaca Panas di Indonesia pada April 2024

BMKG Ungkap Penyebab Cuaca Panas di Indonesia pada April 2024

Tren
Muncul Kabar Dita Karang dan Member SNSD Ditahan di Bali, Ini Penjelasan Imigrasi

Muncul Kabar Dita Karang dan Member SNSD Ditahan di Bali, Ini Penjelasan Imigrasi

Tren
10 Mata Uang Terkuat di Dunia 2024, Dollar AS Peringkat Terakhir

10 Mata Uang Terkuat di Dunia 2024, Dollar AS Peringkat Terakhir

Tren
Cara Ubah File PDF ke JPG, Bisa Online atau Pakai Aplikasi

Cara Ubah File PDF ke JPG, Bisa Online atau Pakai Aplikasi

Tren
Mengenal Penyakit Infeksi Arbovirus, Berikut Penyebab dan Gejalanya

Mengenal Penyakit Infeksi Arbovirus, Berikut Penyebab dan Gejalanya

Tren
Federasi Sepak Bola Korea Selatan Minta Maaf Usai Negaranya Gagal ke Olimpade Paris

Federasi Sepak Bola Korea Selatan Minta Maaf Usai Negaranya Gagal ke Olimpade Paris

Tren
Profil Joko Pinurbo, Penyair Karismatik yang Meninggal di Usia 61 Tahun

Profil Joko Pinurbo, Penyair Karismatik yang Meninggal di Usia 61 Tahun

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com