Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ningsih Tinampi Dukun 1,2 Juta Subscriber, Kenapa Kita Masih Percaya Klenik?

Kompas.com - 16/09/2019, 21:00 WIB
Nur Rohmi Aida,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Fenomena Ningsih Tinampi yang tampil sebagai dukun yang menawarkan pengobatan alternatif ramai menjadi pembicaraan masyarakat. Pasalnya, kegiatan "pengobatan" yang dilakukan mengikuti perkembangan dunia digital.

Ya, Ningsih Tinampi melalui channel YouTube-nya kerap menampilkan video yang memperlihatkan bagaimana ia melakukan pengobatan kepada pasien-pasiennya.

Dari beberapa video, Ningsih Tinampi terlihat melakukan pengobatan untuk pasien-pasien yang terkena pengaruh santet di dalam tubuhnya.

Ia kerap tampil dalam video seolah sedang menginterogasi makhluk halus. Dari beberapa judul videonya, juga menarasikan bahwa dirinya tengah melawan dukun santet.

Akun YouTube Ningsih Tinampi pun, hingga kini, Senin (16/9/2019) berdasarkan pantauan Kompas.com memiliki pengikut lebih dari 1,2 juta subscriber.

Baca juga: Dukun Palsu Setubuhi Siswi SMP, Ancam Korban Bisa Gila jika Menolak

Beberapa postingan yang diunggah oleh beberapa YouTuber lain juga menunjukkan bagaimana dukun dari Jawa Timur ini memiliki jumlah pasien yang banyak jumlahnya.

Dari beberapa postingan yang terdapat di YouTube, terlihat pasien harus berdesak-desakan untuk mengantri berobat.

Fenomena pengobatan alternatif yang ramai dikunjungi masyarakat sebenarnya bukan kali ini saja terjadi. Sekitar tahun 2009, Indonesia juga dihebohkan oleh Ponari, dukun cilik yang ketika itu dipercaya bisa menyembuhkan melalui air yang dicelup dengan batunya.

Saat itu orang berbondong-bondong untuk datang ke lokasi di mana Ponari berada guna mencari kesembuhan.

Fenomena Ponari dan Ningsih Tinampi menunjukkan, bagaimana sebagian masyarakat masih mempercayai pengobatan alternatif dari ahli supranatural ataupun dukun. Bahkan, di tengah jaman yang semakin modern dan perkembangan internet semakin handal, dukun masih begitu digandrungi.

Dihubungi Kompas.com Senin (16/9/2019), Dr. Sunu Wasono, Budayawan dari Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia menilai, seseorang di zaman sekarang masih mempercayai dukun karena masyarakat Indonesia sedari dulu memang memiliki keyakinan terhadap pengobatan non-medis di samping pengobatan medis yang ada.

Adapun kepercayaan itu, sudah mengakar di tengah masyarakat.

“Makanya pengobatan alternatif masih mendapatkan tempat,” ujarnya.

Masyarakat akan mempercayakan kepada “wong pinter”, seperti dukun, dan paranormal untuk sampai pada suatu kesimpulan bahwa penyakit yang diderita pasien bukanlah penyakit medis.

Ia menilai, segala keyakinan terhadap pengobatan alternatif tersebut mengakar karena sudah menjadi bagian dari kebudayaan masyarakat.

“Orientasi kuat kepada yang gaib dan supranatural telah menjadi bagian dari budaya kita. Orang menyebutnya orientasi mistis,” ujarnya.

Sehingga ketika satu tempat ramai karena adanya dukun tiban, orang menjadi banyak yang berkunjung ke sana.

Baca juga: Ingin Bunuh Suami dan Anak Tiri, Aulia Kesuma Cari Dukun Santet ke Yogyakarta

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Tren
Warganet Pertanyakan Mengapa Aurora Tak Muncul di Langit Indonesia, Ini Penjelasan BRIN

Warganet Pertanyakan Mengapa Aurora Tak Muncul di Langit Indonesia, Ini Penjelasan BRIN

Tren
Saya Bukan Otak

Saya Bukan Otak

Tren
Pentingnya “Me Time” untuk Kesehatan Mental dan Ciri Anda Membutuhkannya

Pentingnya “Me Time” untuk Kesehatan Mental dan Ciri Anda Membutuhkannya

Tren
Bus Pariwisata Kecelakaan di Kawasan Ciater, Polisi: Ada 2 Korban Jiwa

Bus Pariwisata Kecelakaan di Kawasan Ciater, Polisi: Ada 2 Korban Jiwa

Tren
8 Misteri di Piramida Agung Giza, Ruang Tersembunyi dan Efek Suara Menakutkan

8 Misteri di Piramida Agung Giza, Ruang Tersembunyi dan Efek Suara Menakutkan

Tren
Mengenal Apa Itu Eksoplanet? Berikut Pengertian dan Jenis-jenisnya

Mengenal Apa Itu Eksoplanet? Berikut Pengertian dan Jenis-jenisnya

Tren
Indonesia U20 Akan Berlaga di Toulon Cup 2024, Ini Sejarah Turnamennya

Indonesia U20 Akan Berlaga di Toulon Cup 2024, Ini Sejarah Turnamennya

Tren
7 Efek Samping Minum Susu di Malam Hari yang Jarang Diketahui, Apa Saja?

7 Efek Samping Minum Susu di Malam Hari yang Jarang Diketahui, Apa Saja?

Tren
Video Viral, Pengendara Motor Kesulitan Isi BBM di SPBU 'Self Service', Bagaimana Solusinya?

Video Viral, Pengendara Motor Kesulitan Isi BBM di SPBU "Self Service", Bagaimana Solusinya?

Tren
Pedang Excalibur Berumur 1.000 Tahun Ditemukan, Diduga dari Era Kejayaan Islam di Spanyol

Pedang Excalibur Berumur 1.000 Tahun Ditemukan, Diduga dari Era Kejayaan Islam di Spanyol

Tren
Jadwal Pertandingan Timnas Indonesia Sepanjang 2024 Usai Gagal Olimpiade

Jadwal Pertandingan Timnas Indonesia Sepanjang 2024 Usai Gagal Olimpiade

Tren
6 Manfaat Minum Wedang Jahe Lemon Menurut Sains, Apa Saja?

6 Manfaat Minum Wedang Jahe Lemon Menurut Sains, Apa Saja?

Tren
BPJS Kesehatan: Peserta Bisa Berobat Hanya dengan Menunjukkan KTP Tanpa Tambahan Berkas Lain

BPJS Kesehatan: Peserta Bisa Berobat Hanya dengan Menunjukkan KTP Tanpa Tambahan Berkas Lain

Tren
7 Rekomendasi Olahraga untuk Wanita Usia 50 Tahun ke Atas, Salah Satunya Angkat Beban

7 Rekomendasi Olahraga untuk Wanita Usia 50 Tahun ke Atas, Salah Satunya Angkat Beban

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com