Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mobil Esemka Diprediksi Sulit Bersaing dengan Merek Jepang

Kompas.com - 07/09/2019, 17:53 WIB
Ariska Puspita Anggraini,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com -  Presiden Joko Widodo (Jokowi) optimistis mobil Esemka akan laku keras di pasaran. Pernyataan tersebut dilontarkannya saat peresmian pabrik PT Solo Manufaktur Kreasi (Esemka) di Boyolali, Jawa Tengah, Jumat (6/9/2019).

Meski baru produksi pertama, Jokowi menilai untuk kualitas mobil pikap Esemka Bima sudah cukup baik.

"Kalau ada kurang-kurang dikit, ya namanya juga pertama. Tapi sudah sangat bagus untuk produksi pertama," ungkap Jokowi, dikutip dari Kompas.com, Jumat (6/9/2019).

Pakar otomotif Universitas Gajah Mada (UGM), Jayan Sentanuhady juga menilai mobil Esemka bakal memiliki peluang pasar yang bagus di industri otomotif nasional.

Namun, hal itu bisa terpenuhi jika mobil Esemka mampu mampu bersaing dalam hal harga, kualitas dan after sales service atau layanan purnajual yang bagus .

"Kalau tentang prospek saya kira orang Indonesia akan membeli harga yang kompetitif dan after sales service-nya yang bagus," ucap Jayan saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (7/9/2019).

Kendati demikian, mobil Esemka imbuhnya akan tetap sulit bersaing dengan mobil brand Jepang jika selisih harga (untuk kelas yang sama) tidak berbeda secara signifikan.

"Saya rasa agak berat untuk bersaing (brand Jepang)," kata Jayan.

Koordinator program mobil listrik rendah emisi UGM ini juga menyebut mobil Esemka memiliki market yang lebih terbuka daripada mobil listrik karena untuk 10 tahun ke depan produk otomotif nasional masih akan menggunakan mesin berbahan bakar fosil.

"Untuk jangka pendek mobil listrik belum bisa diimplementasikan karena terkait dengan kesiapan infrastruktur, harga baterai yang masih tinggi dan teknologi yang relatif baru sehingga harganya mahal," ujar pria yang juga menjabat sebagai ketua research group Innovation Center for Automotive UGM ini.

Baca juga: Dari Morina hingga Esemka, Penantian Panjang Industri Mobil Dalam Negeri

Strategi Jitu

Mengutip pemberitaan Antara, Jumat (6/9/2019), pakar otomotif Agus Tjahjan Wirakusumah juga mengatakan hal serupa. Menurut Agus, mobil Esemka memiliki prospek yang cerah jika menemukan segmen pasar yang pas dengan harga yang baik, serta layanan purnajual yang bagus.

Mantan Dirjen Logam mesin Elektronika dan aneka Kementrian ini juga mengatakan, bukan hal mudah bagi mobil Eseka untuk bersaing dengan industri otomotif yang sudah puluhan tahun beroperasi di Indonesia.

Jadi, sebagai produsen, PT Solo Manufuktur Kreasi harus memiliki strategi jitu untuk meraih pasar dalam negeri.

Menurut Agus, harga adalah hal pertama yang harus menjadi perhatian. Semakin besar kapasitas produksi, dinilai dapat membuat harga lebih ekonomis.

Kemudian, layanan purnajual juga harus diperhatikan sehingga konsumen bisa mendapatkan komponen untuk perawatan mobilnya dengan mudah.

"Purnajual jual itu tercermin suatu kerangka yang luas, mengenai value chai yang luas. Berarti kalau mau murah harus ada pemasok komponen," ucap Agus, dikutip dari Antara, Jumat (6/9/2019).

Hal terakhir yang harus diperhatikan adalah pembiayaaan. Mengingat produk yang dikeluarkan adalah mobil niaga, pembelian melalui fasilitas kredit akan lebih banyak dipilih daripada tunai.

"Jika fasilitas ini dipermudah, akan lebih baik lagi bagi mobil esemka yang memang memproduksi mobil pikap," ucapnya.

Baca juga: Mengenal 13 Mobil Produksi Dalam Negeri yang Gagal Berkibar

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Buntut Pejabat Ajak Youtuber Korsel Mampir ke Hotel, Kemenhub Tuntut ASN Jaga Etika

Buntut Pejabat Ajak Youtuber Korsel Mampir ke Hotel, Kemenhub Tuntut ASN Jaga Etika

Tren
Pekerjaan untuk Juru Parkir Liar Minimarket

Pekerjaan untuk Juru Parkir Liar Minimarket

Tren
Benarkah Kenaikan UKT Belakangan karena Campur Tangan Pemerintah?

Benarkah Kenaikan UKT Belakangan karena Campur Tangan Pemerintah?

Tren
Demonstran Israel Blokir Jalan dengan Batu, Truk Bantuan ke Gaza Tak Bisa Lewat

Demonstran Israel Blokir Jalan dengan Batu, Truk Bantuan ke Gaza Tak Bisa Lewat

Tren
BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 11-12 Mei 2024

BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 11-12 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Media Asing Soroti Indonesia Vs Guinea | Ikan Tinggi Vitamin D

[POPULER TREN] Media Asing Soroti Indonesia Vs Guinea | Ikan Tinggi Vitamin D

Tren
Perjalanan Sashya Subono, Animator Indonesia di Balik Film Avatar, She-Hulk, dan Hawkeye

Perjalanan Sashya Subono, Animator Indonesia di Balik Film Avatar, She-Hulk, dan Hawkeye

Tren
Ramai soal Mobil Diadang Debt Collector di Yogyakarta padahal Beli 'Cash', Ini Faktanya

Ramai soal Mobil Diadang Debt Collector di Yogyakarta padahal Beli "Cash", Ini Faktanya

Tren
Pria di India Ini Memiliki Tumor Seberat 17,5 Kg, Awalnya Mengeluh Sakit Perut

Pria di India Ini Memiliki Tumor Seberat 17,5 Kg, Awalnya Mengeluh Sakit Perut

Tren
Daftar 10 Ponsel Terlaris di Dunia pada Awal 2024

Daftar 10 Ponsel Terlaris di Dunia pada Awal 2024

Tren
Ramai soal Pejabat Ajak Youtuber Korsel Mampir ke Hotel, Ini Kata Kemenhub

Ramai soal Pejabat Ajak Youtuber Korsel Mampir ke Hotel, Ini Kata Kemenhub

Tren
Beredar Penampakan Diklaim Ular Jengger Bersuara Mirip Ayam, Benarkah Ada?

Beredar Penampakan Diklaim Ular Jengger Bersuara Mirip Ayam, Benarkah Ada?

Tren
Warganet Sambat ke BI, Betapa Susahnya Bayar Pakai Uang Tunai di Jakarta

Warganet Sambat ke BI, Betapa Susahnya Bayar Pakai Uang Tunai di Jakarta

Tren
Daftar Bansos yang Cair Mei 2024, Ada PKH dan Bantuan Pangan Non-tunai

Daftar Bansos yang Cair Mei 2024, Ada PKH dan Bantuan Pangan Non-tunai

Tren
8 Catatan Prestasi Timnas Indonesia Selama Dilatih Shin Tae-yong

8 Catatan Prestasi Timnas Indonesia Selama Dilatih Shin Tae-yong

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com