Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Sekolah Kartini, Lahir dari Semangat Emansipasi RA Kartini

Kompas.com - 22/04/2024, 22:00 WIB
Yulisha Kirani Rizkya Pangestuti,
Widya Lestari Ningsih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sekolah Kartini merupakan sekolah khusus perempuan yang dibangun oleh Yayasan Kartini.

Berdirinya Sekolah Kartini tidak lepas dari peran tokoh Politik Etis, Van Deventer dan Jacques Henrij Abendanon.

Mereka inilah yang mewujudkan cita-cita mendiang Raden Ajeng Kartini untuk mengangkat derajat perempuan pribumi melalui pendidikan.

Untuk pertama kalinya, Sekolah Kartini didirikan pada tahun 1913, atau sembilan tahun setelah wafatnya RA Kartini.

Sekolah Kartini pertama didirikan di Semarang. Seiring waktu, terdapat cabang yang didirikan di enam daerah di Jawa, yakni di Madiun, Jakarta, Bogor, Malang, Cirebon, dan Pekalongan.

Berikut ini sejarah Sekolah Kartini yang lahir dari semangat emansipasi RA Kartini.

Baca juga: Kisah Perjuangan RA Kartini

Sejarah Berdirinya Sekolah Kartini

RA Kartini dikenal sebagai tokoh yang memperjuangkan emansipasi perempuan.

Salah satu cita-citanya adalah mendirikan sekolah khusus perempuan. Pada masa ia hidup, diskriminasi di dunia pendidikan berdasarkan perbedaan gender merupakan hal wajar dalam masyarakat Jawa.

Masih sedikit kaum perempuan yang mendapatkan pendidikan karena tradisi memandang perempuan hanya perlu bekerja di dalam rumah dan melayani suami dengan baik.

Melihat kondisi tersebut, RA Kartini menginginkan kaum perempuan mendapatkan hak yang sama seperti perempuan-perempuan di Eropa.

RA Kartini adalah keturunan ningrat Jawa yang pernah bersekolah bersama anak-anak keturunan Belanda.

Berkat latar belakangnya tersebut, ia memiliki cukup banyak teman di Belanda. Ketika RA Kartini mematuhi tradisi untuk menjalani pingitan, ia tetap bisa mengembangkan pemikiran dan wawasannya dengan cara bertukar surat dengan mereka.

Baca juga: Biografi RA Kartini, Pejuang Emansipasi Perempuan dari Jepara

Dari situlah, lahir sosok RA Kartini yang bertekad memperjuangkan hak-hak perempuan melalui pendidikan.

Pada 1903, Kartini membuka sekolah sederhana khusus perempuan di dekat kediamannya Jepara.

Di sekolah ini tentu tidak memiliki kurikulum seperti di sekolah Belanda. Menurutnya, yang terpenting ia bisa mengajarkan membaca, menulis, berhitung, dan beberapa keterampilan lainnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com