KOMPAS.com - Dalam rentang waktu 1815-1914, Britania berhasil mencapai puncak dominasi kekuasaannya di dunia, bahkan masa itu disebut sebagai Zaman Emas Imperium Britania.
Di bawah kepemimpinan Raja George III hingga Raja George V, imperium ini meliputi wilayah lebih dari 10 juta mil persegi (26 juta km persegi) dengan populasi sekitar 400 juta orang.
Hal ini menjadikan Britania Raya sebagai kekuatan utama di dunia.
Kemenangan atas Napoleon pada 1815 menjadikan Inggris tidak memiliki saingan yang kuat dan menjadikannya sebagai pemegang gelar tak terkalahkan di wilayah Eropa.
Sebagai hasilnya, Inggris menyandang peran sebagai penjaga perdamaian dunia, yang kemudian dikenal sebagai Pax Britannica.
Baca juga: Apa Sebutan Britania Raya pada Masa Prasejarah?
Posisi dominan Inggris dalam perdagangan dunia memberikan kontrol efektif terhadap ekonomi banyak negara, termasuk China, Argentina, dan Siam (Thailand), yang dikenal sebagai imperium informal oleh sejarawan.
Era keemasan ini didukung oleh kemajuan teknologi Revolusi Industri, seperti kapal uap dan telegraf.
Inovasi-inovasi tersebut memungkinkan Inggris mengontrol dan mempertahankan kekuasaannya.
Pada 1902, koloni-koloni di Imperium Britania dihubungkan melalui jaringan kabel telegraf yang dikenal sebagai "All Red Line".
Imperium ini bukan hanya yang terbesar di dunia, tetapi juga berdampak besar pada kehidupan di wilayah jajahannya.
Salah satu dampaknya adalah penyebaran bahasa Inggris menjadi bahasa utama di seluruh dunia. Bahasa Inggris bahkan menjadi bahasa resmi di beberapa negara bekas jajahannya, seperti Singapura, Kanada, India, Australia, dan Selandia Baru.
Beberapa wilayah jajahan telah memperoleh kemerdekaannya, sedangkan yang lain tetap menjadi bagian dari Persemakmuran Britania Raya hingga saat ini.
Berikut adalah daftar negara-negara di Benua Asia dan Oseania yang pernah dijajah oleh Kerajaan Britania Raya pada Zaman Emas Imperium Britania:
Baca juga: 19 Desember 1984: Deklarasi Bersama China-Britania, Sepakati Masa Depan Hong Kong
Referensi: