Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Asal-usul Nama Benteng Pendem Ngawi

Kompas.com - 15/12/2023, 16:00 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Tri Indriawati

Tim Redaksi

Sumber Kompas.com

KOMPAS.com - Benteng Pendem Ngawi adalah sebuah benteng yang terletak di Desa Administratif Pelem, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, Indonesia.

Benteng ini dibangun pada masa penjajahan Belanda yang terletak di pertemuan Sungai Bengawan Solo dan Sungai Madiun.

Benteng Pendem Ngawi memiliki ukuran 165 meter x 80 meter yang dibangun di atas lahan seluas 15 hektar.

Lantas, bagaimana asal-usul nama Benteng Pendem Ngawi?

Baca juga: Benteng Rum, Penjaga Ibu Kota Kerajaan Tidore

Asal-usul penamaan Benteng Pendem Ngawi

Nama Benteng Pendem Ngawi berasal dari julukan masyarakat setempat "benteng cekung" karena dibangun lebih rendah dari tanah di sekitarnya sehingga tampak terpendam.

Tujuan dibangunnya Benteng Pendem Ngawi pada masa itu adalah sebagai pusat pertahanan di wilayah Madiun, Jawa Timur, khususnya untuk menanggulangi Perang Jawa.

Belanda mendirikan Benteng Pendem Ngawi pada abad ke-19 ketika Ngawi dikenal sebagai pusat perdagangan dan pelayaran di Jawa Timur.

Karena dibangun oleh Belanda, Benteng Pendem Ngawi disebut juga sebagai Benteng Van den Bosch.

Baca juga: Kronologi Pertempuran di Benteng Bangil

Sejarah pembangunan

Sejarah berdirinya Benteng Pendem Ngawi berawal ketika Belanda berhasil menduduki Ngawi pada 1825 dalam Perang Diponegoro.

Untuk mempertahankan kedudukan mereka, Belanda mendirikan sebuah benteng yang disebut Benteng Pendem sebagai zona pertahanan Belanda untuk melumpuhkan transportasi logistik para pasukan Pangeran Diponegoro.

Lokasi benteng ini dibangun terbilang strategis, yaitu berada di pertemuan Sungai Bengawan Solo dan Sungai Madiun.

Proses pembangunan Benteng Pendem Ngawi terbilang memakan waktu yang cukup lama, yaitu sekitar 20 tahun, dari 1825 hingga 1845.

Setelah selesai dibangun, Benteng Pendem Ngawi digunakan sebagai tempat tinggal 250 tentara Belanda dan 60 kavaleri yang dipimpin oleh Johannes van den Bosch.

Baca juga: Sejarah Benteng Saboega di Halmahera Barat

Namun, pada masa pendudukan Jepang di Indonesia tahun 1942, benteng ini beralih fungsi menjadi penjara.

Sekitar Februari 1943 hingga Februari 1944, tercatat ada sekitar 1.580 pria mendekam di benteng tersebut.

Seiring berjalannya waktu, jumlah penghuninya semakin bertambah hingga menjelang kemerdekaan Indonesia.

Sayangnya, kondisi Benteng Pendem Ngawi sempat memprihatinkan.

Maka dari itu, pada bulan Februari 2019, Presiden Joko Widodo mengumumkan bahwa kompleks Benteng Pendem Ngawi akan diperbaiki dan direvitalisasi menjadi pusat sejarah dan budaya.

 

Referensi:

  • Cahyono, M Dwi. (2008). Ekspedisi Bengawan Solo. Jakarta: PT Kompas Media Nusantara.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com