Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Tugu Jogja, Pernah Direnovasi Pemerintah Belanda

Kompas.com - 20/11/2023, 17:00 WIB
Rebeca Bernike Etania,
Tri Indriawati

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Berwisata ke Yogyakarta akan terasa kurang lengkap tanpa mengunjungi salah satu landmark kota ini, yaitu Tugu Jogja.

Tugu Jogja berdiri megah di tengah perempatan Jalan Jenderal Sudirman, Jalan Margo Utomo, Jalan AM Sangaji, dan Jalan Diponegoro.

Awalnya, tugu ini dikenal dengan nama Tugu Golong Gilig. Namun, seiring berjalannya waktu, tugu ini lebih populer dengan sebutan Tugu Pal Putih karena pewarnaan cat putih yang telah digunakan sejak dulu.

Berlokasi di perbatasan utara kota Jogja, Tugu Jogja tidak hanya menjadi simbol fisik, tetapi juga sarat dengan mitos dan sejarah.

Keistimewaan ini menjadikan Tugu Jogja sebagai objek wisata yang tak boleh terlewatkan.

Baca juga: Sejarah Tugu Yogyakarta: Makna, Fungsi, dan Keunikan

Tugu Jogja sebagai simbol persatuan 

Tugu Jogja dibangun pada 1755 oleh Sri Sultan Hamengkubuwana I, pendiri Keraton Yogyakarta.

Tugu ini memiliki nilai simbolis yang kuat karena menghubungkan tiga titik penting, yaitu Laut Selatan, Keraton Yogyakarta, dan Gunung Merapi.

Pada saat pertama kali berdiri, Tugu Jogja dibangun untuk mencerminkan semangat Manunggaling Kawula Gusti, yaitu semangat persatuan antara rakyat dan penguasa untuk melawan penjajahan.

Semangat ini, yang dikenal sebagai golong gilig, tercermin dalam struktur fisik tugu. Tiangnya berbentuk gilig (silinder), sedangkan puncaknya berbentuk golong (bulat), sehingga dinamakan Tugu Golong-Gilig.

Tugu ini tidak hanya merupakan simbol persatuan, tetapi juga menjadi patokan arah saat Sri Sultan Hamengku Buwono I melakukan meditasi menghadap puncak Gunung Merapi.

Saat awal pembangunan, Tugu Jogja memiliki bentuk tiang silinder yang meruncing ke atas, dengan dasar berupa pagar melingkar, puncaknya berbentuk bulat, dengan ketinggian aslinya mencapai 25 meter.

Baca juga: 7 Upacara Adat Yogyakarta dan Tujuannya

Bangunannya mengalami perubahan

Kondisi Tugu Jogja mengalami perubahan drastis pada 10 Juni 1867, saat gempa bumi besar mengguncang Yogyakarta dan menyebabkan tugu itu roboh.

Runtuhnya tugu akibat gempa membuatnya berada dalam kondisi transisi, sehingga makna persatuan benar-benar hilang dalam struktur fisiknya.

Pada 1889, Tugu mengalami perubahan signifikan ketika pemerintah Belanda melakukan renovasi menyeluruh pada bangunan tersebut.

Renovasi ini melibatkan pembentukan struktur persegi dihiasi prasasti pada setiap sisinya, dengan mencantumkan nama-nama mereka yang terlibat dalam proses perbaikan tersebut.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com