Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Hari Ubur-Ubur Sedunia, Diperingati Setiap 3 November

Kompas.com - 03/11/2023, 23:30 WIB
Widya Lestari Ningsih

Penulis

Sumber BBC

KOMPAS.com – Hari Ubur-Ubur Sedunia diperingati setiap tahun pada tanggal 3 November.

Ubur-ubur adalah hewan laut invertebrata (tak bertulang) yang memiliki banyak keunikan.

Salah satu keunikan hewan ini dapat dilihat dari bentuknya yang menyerupai payung dan memiliki tentakel yang dapat menyengat.

Selain itu, ubur-ubur adalah hewan yang sangat cerdas, meski faktanya mereka tidak mempunyai otak.

Lantas, mengapa 3 November diperingati sebagai Hari Ubur-Ubur Sedunia?

Baca juga: Sejarah Hari Kucing Hitam Nasional

Sejarah Hari Ubur-Ubur Sedunia

Hari Ubur-Ubur Sedunia diperingati setiap tanggal 3 November untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya peran ubur-ubur bagi ekosistem.

Bagi sebagian orang, ubur-ubur mungkin dihindari karena sengatnya bisa mengakibatkan rasa sakit yang hebat, hingga pembengkakan.

Terlepas dari sengatannya yang dapat menimbulkan beragam efek pada manusia, ubur-ubur mempunyai pengaruh signifikan terhadap biomassa dan struktur komunitas ekosistem plankton global.

Di beberapa wilayah, ubur-ubur juga diolah menjadi makanan yang lezat dan dimanfaatkan dalam pengobatan tradisional.

Baca juga: Sejarah Hari Listrik Nasional 27 Oktober

Ubur-ubur dapat ditemukan di berbagai belahan dunia. Dari lautan yang hangat hingga dingin, perairan yang dangkal atau dalam, dapat dihuni oleh ubur-ubur.

Dari luasnya lautan di bumi, populasi ubur-ubur terbesar ada di belahan bumi selatan seperti di Australia dan Afrika Selatan.

Peringatan Hari Ubur-Ubur Sedunia dimulai sejak 2014.

Pemilihan November sebagai Hari Ubur-Ubur karena di bulan ini belahan bumi selatan sedang musim semi, yang berarti saatnya bagi ubur-ubur untuk bermigrasi ke belahan bumi utara.

Dengan adanya peringatan ini para pegiat konservasi berharap dapat meningkatkan kesadaran akan peran ubur-ubur bagi lingkungan dan potensi mereka untuk membantu penelitian medis atau bahkan menjadi sumber makanan berkelanjutan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com