Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa KH Zainal Mustafa Melakukan Perlawanan terhadap Jepang?

Kompas.com - 09/06/2023, 06:00 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

Sumber Kompas.com

KOMPAS.com -Kedatangan Jepang di Indonesia awalnya mendapat sambutan baik, karena mereka berjanji akan memerdekakan Indonesia.

Akan tetapi, pada kenyataannya, Jepang justru memberikan penderitaan terhadap rakyat Indonesia yang tidak jauh berbeda dari penjajahan sebelumnya.

Hal ini lantas mengundang sejumlah tokoh daerah untuk melakukan perlawanan, salah satunya KH Zainal Mustafa.

Baca juga: Bagaimana Jepang Mewujudkan Janji Kemerdekaan kepada Indonesia?

Menolak penerapan kebijakan seikerei

KH Zainal Mustafa adalah salah seorang ulama yang melakukan perlawanan terhadap para penjajah di Indonesia, baik Belanda maupun Jepang.

Adapun salah satu alasan KH Zainal Mustafa melakukan perlawanan terhadap Jepang adalah adanya pelaksanaan seikerei.

Seikerei adalah memberi hormat kepada kaisar Jepang dengan cara menundukkan 90 derajat badan ke arahnya.

Menurut Zainal Mustafa, perbuatan itu bertentangan dengan ajaran agama Islam, sehingga ia menolak adanya seikerei.

Oleh sebab itu, di setiap dakwahnya, KH Zainal Mustafa selalu menekankan pentingnya berjuang melawan Jepang yang dianggap lebih Jepang dibanding Belanda.

Untuk mengusir Jepang dari Tanah Air, Zainal Mustafa memutuskan melakukan upaya perlawanan pada 25 Februari 1944.

Cara yang dilakukan Zainal Mustafa dalam melawan Jepang adalah dengan melakukan sabotase, memutus kawat-kawat telepon, dan membebaskan para tahanan politik.

Lebih lanjut, agar aksinya dapat berjalan lancar, Zainal meminta para santrinya untuk menyiapkan bambu runcing dan golok serta berlatih silat.

Baca juga: KH Zainal Mustafa, Pemimpin Perlawanan Rakyat Singaparna

Malangnya, rencana itu berhasil diketahui oleh pihak Jepang, yang segera melapor ke camat Singaparna dan beberapa anggota polisi untuk menangkapnya.

Akan tetapi, aksi penangkapan itu berujung pada kegagalan. Mereka justru ditahan di kediaman KH Zainal Mustafa dan dibebaskan pada 25 Februari 1944.

Masih di hari yang sama, pukul 13.00, datang empat opsir Jepang yang meminta Mustafa segera menghadap pemerintah Jepang di Tasikmalaya, Jawa Barat.

Namun, permintaan tersebut ditolak, sehingga terjadi kerusuhan yang mengakibatkan tiga opsir Jepang tewas di tempat dan satu orang dibiarkan hidup untuk menyampaikan ultimatum kepada Jepang.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com