Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peristiwa Kerusuhan Buruh di Medan Tahun 1994

Kompas.com - 05/05/2023, 15:00 WIB
Susanto Jumaidi,
Tri Indriawati

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Buruh tak pernah lepas dari sorotan media atas aksi-aksinya yang berdampak luas, baik secara politik maupun sosial.

Sejak masa kolonial, revolusi, hingga seterusnya, buruh menempati posisi penting sebagai kelompok masyarakat yang dapat mempengaruhi stabilitas suatu negara.

Sama halnya dengan gerakan buruh di Medan tahun 1994, aksi yang melibatkan sekitar 20.000 buruh itu meluas hingga pembunuhan dan pengrusakan.

Baca juga: Sejarah Buruh Indonesia: Potret Gerakan Pekerja Masa Kolonial

Latar belakang aksi

Faktor mendasar yang melatarbelakangi aksi buruh di Medan ini adalah tuntutan kenaikan gaji.

Pada kala itu, gaji yang diterima oleh para buruh di Medan sangat minim. Bahkan, masih ada buruh yang menerima gaji di angka 1.600 rupiah per hari.

Sementara itu, di Jakarta, kala itu, gaji buruh sudah di angka 3.600 rupiah per harinya.

Selain itu, gerakan ini juga dipengaruhi faktor kekesalan para buruh dengan sikap manajemen yang cenderung menghindar dan bersembunyi di belakang aparat pemerintah.

Ketegangan ini diperuncing setelah bocornya informasi tentang 1.187 perusahaan yang melanggar ketentuan, tetapi hanya 17 yang diajukan ke pengadilan.

Baca juga: Mengapa 1 Mei Disebut Hari Buruh?

Informasi ini tentunya menimbulkan prasangka buruk di kalangan buruh bahwa ada praktik negatif yang terjadi antara pengusaha dan penguasa.

Lebih jauh, faktor yang turut menjadi pemicu adalah buruknya hubungan antara pribumi lokal dengan etnis China di Medan.

Etnis China di Medan cenderung bebas dalam menggunakan budaya nenek moyangnya, semisal penggunaan bahasa Mandarin dalam lingkungan kerja.

Pemerintah mencoba untuk menyelesaikan permasalahan ini, tetapi hasil yang didapat justru sikap keberpihakan terhadap para pengusaha.

Baca juga: Sejarah Hari Buruh Internasional yang Dirayakan Setiap 1 Mei

Kronologi kerusuhan

Pada suatu pagi di tanggal 14 April 1994, sekitar 20.000 buruh memadati Lapangan Merdeka Medan. Kemudian, mereka menggelar aksi pawai yang memadati jalan.

Akibat buruh yang turun ke jalan tersebut, kemacetan parah terjadi dan aksi semakin tidak kondusif.

Para buruh sudah mulai berbuat anarkis dengan melakukan pengrusakan di berbagai toko di sepanjang jalan yang mereka lalui.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ragam Reaksi Rakyat Sumatera terhadap Berita Proklamasi Kemerdekaan

Ragam Reaksi Rakyat Sumatera terhadap Berita Proklamasi Kemerdekaan

Stori
Jumlah Pasukan Perang Badar

Jumlah Pasukan Perang Badar

Stori
Konferensi Yalta: Tokoh, Hasil, dan Dampaknya

Konferensi Yalta: Tokoh, Hasil, dan Dampaknya

Stori
Narciso Ramos, Tokoh Pendiri ASEAN dari Filipina

Narciso Ramos, Tokoh Pendiri ASEAN dari Filipina

Stori
Biografi Pangeran Diponegoro, Sang Pemimpin Perang Jawa

Biografi Pangeran Diponegoro, Sang Pemimpin Perang Jawa

Stori
Biografi Mohammad Yamin dan Perjuangannya

Biografi Mohammad Yamin dan Perjuangannya

Stori
Ras yang Mendominasi Asia Timur dan Asia Tenggara

Ras yang Mendominasi Asia Timur dan Asia Tenggara

Stori
Sejarah Kelahiran Jong Java

Sejarah Kelahiran Jong Java

Stori
7 Fungsi Pancasila

7 Fungsi Pancasila

Stori
Sa'ad bin Ubadah, Calon Khalifah dari Kaum Anshar

Sa'ad bin Ubadah, Calon Khalifah dari Kaum Anshar

Stori
JH Manuhutu, Presiden Pertama RMS

JH Manuhutu, Presiden Pertama RMS

Stori
Penyebaran Berita Proklamasi Kemerdekaan di Sunda Kecil

Penyebaran Berita Proklamasi Kemerdekaan di Sunda Kecil

Stori
Apa yang Dimaksud Kepulauan Sunda Besar?

Apa yang Dimaksud Kepulauan Sunda Besar?

Stori
Kenapa Bali, NTB, dan NTT Disebut Sunda Kecil?

Kenapa Bali, NTB, dan NTT Disebut Sunda Kecil?

Stori
Sejarah Tarian Rangkuk Alu

Sejarah Tarian Rangkuk Alu

Stori
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com