Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Arti dan Makna Idul Fitri

Kompas.com - 21/04/2023, 10:00 WIB
Widya Lestari Ningsih

Penulis

KOMPAS.com - Idul Fitri adalah hari raya umat Islam yang dirayakan setelah menjalani puasa Ramadan.

Hari Raya Idul Fitri menjadi sebuah momentum atas kemenangan umat Islam yang mampu menahan diri dari haus, lapar, dan segala nafsu selama satu bulan berpuasa.

Pada hari yang jatuh pada 1 Syawal itu, Allah menjanjikan ampunan bagi orang-orang yang melaksanakan ibadah salat sunah Idul Fitri atau salat ied.

Lantas, apa arti dan makna Idul Fitri bagi umat Islam?

Baca juga: Makna Takbiran Idul Fitri

Arti Idul Fitri

Istilah Idul Fitri berasal dari dua kata dalam Bahasa Arab, yakni id yang berarti festival atau perayaan, dan al-fitr yang memiliki arti berbuka puasa.

Secara harfiah, Idul Fitri berarti hari raya atau perayaan berbuka puasa.

Berbuka puasa yang dimaksud adalah menyudahi puasa wajib selama satu bulan penuh di bulan Ramadan.

Itulah mengapa, salah satu sunah melaksanakan salat Idul Fitri adalah makan atau minum walaupun sedikit.

Selain itu, ada pula yang mengartikan Idul Fitri sebagai kembali pada kesucian. Suci berarti bersih dari segala dosa, kesalahan, dan keburukan.

Dengan kata lain, Idul Fitri berarti kembalinya seseorang ke dalam keadaan suci atau terbebas dari segala dosa, kesalahan, dan keburukan.

Baca juga: Sejarah Puasa Ramadan

Makna Idul Fitri

Idul Fitri merupakan momen agung bagi umat Islam yang dirayakan dengan gema takbir, tasbih, tahmid, dan tahlil.

Pada saat Idul Fitri umat Islam dianjurkan atau disunahkan menggunakan pakaian baru dan menyantap makanan lezat.

Namun, makna Idul Fitri bukan sekadar merayakannya dengan pakaian batu itu, tetapi meningkatkan derajat kualitas keimanan, kesalehan, dan ketakwaan.

Hal itu sebagaimana diungkapkan oleh Syekh Sulaiman bin Muhammad bin Umar al-Bujairomi dalam kitab Hasiyah al-Bujairami alal Khatib.

"Allah menjadikan tiga hari raya di dunia untuk orang-orang yang beriman, yaitu, hari raya Jumat, hari raya fitri, dan Idul Adha. Semua itu, (dianggap hari raya) setelah sempurnanya ibadah dan ketaatannya. Dan Idul Fitri bukanlah bagi orang yang menggunakan pakaian baru. Namun, bagi orang yang ketaatannya bertambah. Idul Fitri bukanlah bagi orang yang berpenampilan dengan pakaian dan kendaraan. Namun, Idul Fitri hanyalah bagi orang yang dosa-dosanya diampuni," kata Syekh Sulaiman bin Muhammad bin Umar al-Bujairomi dalam kitab Hasiyah al-Bujairami alal Khatib sebagaimana dikutip Kompas.com dari NU Online.

Baca juga: 7 Keistimewaan Bulan Ramadan

Jika Idul Fitri berarti kembalinya seseorang ke dalam keadaan suci atau terbebas dari segala dosa, maka sudah seharusnya orang tersebut akan selalu berbuat benar dan baik, bahkan memberi maaf kepada orang melakukan kesalahan.

Idul Fitri hakikatnya bukan akhir dari Ramadan, melainkan awal pembuktian hasil puasa Ramadan.

Dengan pandangan demikian, ketika merayakan Idul Fitri manusia diharapkan dapat meningkatkan segala keindahan, kebenaran, dan kebaikannya, serta tidak lepas kendali kembali melakukan hal-hal yang tidak dibenarkan agama.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com