Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Arca Buddha Sempaga, Bukti Tertua Pengaruh Budaya India di Indonesia

Kompas.com - 18/01/2023, 19:00 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Tri Indriawati

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Arca Buddha Dipangkara atau Arca Buddha Sempaga adalah arca Buddha tertua di Indonesia yang berasal dari abad ke-2.

Arca ini juga dinobatkan sebagai arca perunggu terbesar di Indonesia. Lalu, pada 2018, arca ini ditetapkan sebagai salah satu benda cagar budaya tingkat nasional di Indonesia.

Apabila dilihat dari namanya, artefak ini diperkirakan berasal dari Kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia.

Namun, sebenarnya, arca ini dibawa oleh para pelaut India ke Sulawesi.

Hal ini dibuktikan dengan tidak ditemukannya kerajaan bercorak Hindu-Buddha di Sulawesi.

Oleh karena itu, arca Buddha Dipangkara atau Arca Buddha Sempaga disebut sebagai bukti tertua adanya pengaruh India di Indonesia.

Baca juga: Gregorius Sidharta, Tokoh Pembaruan Seni Patung Indonesia

Asal-usul

Menurut catatan sejarah, Arca Buddha Dipangkara atau Arca Buddha Sempaga ditemukan pada 1921 di Desa Sempaga, sebelah utara Kota Mamuju, pesisir Provinsi Sulawesi Barat.

Arca ini kemudian dibawa ke Jakarta dan disimpan di Museum Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen, atau yang sekarang disebut Museum Nasional.

Arca ini dibuat dengan teknik a cire perdue, yaitu teknik tuang logam yang menggunakan model dari lilin yang dilapis tanah liat.

Biasanya, arca Buddha Dipangkara ditempatkan di bagian ujung kapal, karena dipercaya dapat melindungi para pelaut.

Sejak kali pertama ditemukan, telinga kiri dan hidung dari arca ini sudah rusak.

Lebih lanjut, pada 28 Juni 1931, arca ini terbakar yang kemudian membuat kedua kaki arca hilang, kedua lengan kanan dan kiri patah hingga ke pergelangan tangan.

Baca juga: Wujud Akulturasi Budaya Lokal dengan Hindu-Buddha

Arca terbesar di Indonesia

Arca Buddha Dipangkara memiliki tinggi mencapai 58 centimeter. Ukuran inilah yang menjadikan Arca Buddha Dipangkara atau Arca Buddha Sempaga dijadikan sebagai arca perunggu terbesar di Indonesia.

Pada arca ini tampak sebuah jubah dengan tangan yang bersikap terbuka dan menghadap ke depan atau yang biasa disebut abhaya-mudra. 

Lalu, dari bagian mata arca ini juga diketahui ciri gaya seni arca yang disebut Amarawati, yang berkembang di India Selatan pada abad ke-2 sampai abad ke-5.

 

Referensi:

  • Cunino, M.A. (2018). Nasionalisme, Toleransi, dan Kepemimpinan pada Buku Teks Pembelajaran Sejarah SMA. Jurnal Pendidik dan Peneliti Sejarah.
  • Mansur, M. (2014). Pengaruh Hindu pada Beberapa Wilayah di Jawa Barat Melalui Arca-Arca Koleksi Museum Sribaduga. Jurnal Ilmiah Kebudayaan dan Kesejahteraan. 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com