Mengapa Islam Masuk Indonesia Pertama Kali Melalui Sumatera Bagian Utara?

KOMPAS.com - Pulau Sumatera dapat dikatakan daerah pertama dan terpenting dalam pengembangan agama Islam di Indonesia, khususnya Sumatera bagian utara.

Sebab, Sumatera merupakan tempat pertama masuknya Islam.

Hal ini didukung dengan lokasinya yang strategis di tepi Selat Malaka sehingga banyak pedagang dari Arab, Persia, India, dan China datang ke sana dan menyebarkan agama Islam.

Fakta lainnya menghadirkan bahwa pada abad ke-6 telah dibentuk sebuah perkampungan Islam di wilayah Sumatera Utara, yaitu Kampung Baros atau Kampung Barus.

Baca juga: Teori Masuknya Islam ke Nusantara Menurut Para Ahli Sejarah

Ramai disinggahi pedagang 

Alasan Islam masuk Indonesia pertama kali melalui Sumatera bagian Utara karena banyak pedagang dari Arab, Persia, India, dan China datang ke sana untuk menjalin hubungan dagang.

Islam masuk ke Indonesia pertama kali di Baros atau Barus, kota tua yang terletak di daerah Sumatera Utara.

Sejak permulaan abad ke-7, Kota Baros memang sudah sangat terkenal sebagai penghasil kapur barus terbaik di dunia.

Oleh sebab itu, banyak pedagang dari Arab, Persia, China, dan India datang untuk membeli barus di sana.

Selain berdagang, mereka juga datang sembari membawa ajaran agama, termasuk Islam.

Seiring berjalannya waktu, para pedagang Islam di Sumatera kemudian membentuk permukiman atau perkampungan sendiri yang dinamai Kampung Baros.

Bukti keberadaan Kampung Baros ini juga tercatat di dalam berita China dari zaman Dinasti Tang.

Dalam catatan tersebut disebutkan bahwa Kampung Baros sudah ada sejak 674 M, yang dihuni oleh orang-orang Arab beragama Islam.

Lebih lanjut, semenjak permulaan abad masehi hingga abad ke-7, terdapat pelabuhan yang sering disinggahi pedagang asing. Salah satunya adalah Barus.

Dengan demikian, banyak saudagar yang berdagang di Sumatera sembari menyebarkan ajaran Islam di sana.

Dari Sumatera, kemudian Islam menyebar ke daerah-daerah lain di Indonesia, yang sebagian besarnya juga melalui jalur perdagangan.

Referensi:

• Syafrizal, Achmad. (2015). Sejarah Islam Nusantara. Islamuna. Volume 2, Nomor 2, Desember 2015.