Kasur Spring Bed, Sejarah Manusia Cari Kenyamanan

JAKARTA, KOMPAS.com - Kasur spring bed adalah jenis kasur yang mendukung kenyamanan tidur.

Kasur spring bed adalah bagian dari perkembangan manusia mencari kenyamanan tidur pada teknologi alas tidur.

Pada kasur tertua di dunia 77.000 tahun lalu, manusia mengembangkan alas tidur untuk mencari kenyamanan saat tidur.

Baca juga: Cara Membersihkan Spring Bed agar Tahan Lama

Teknologi alas tidur alias kasur berkembang mulai dari yang berisi daun, ranting, kulit hewan, kapuk, air, angin, hingga busa sintetis.

Pegas juga menjadi bagian dari kemajuan teknologi kasur sampai sekarang ini.

Dok Massindo Ketatnya persaingan membuat produsen spring bed (ranjang pegas) merancang strategi untuk memberikan tampilan berbeda. Salah satunya kasur pegas bermotif batik.

Sumber literatur dari laman grid.id di Grup Kompas Gramedia (KG) rilisan 6 Mei 2022 menunjukkan bahwa ada dua komponen kasur spring bed.

Keduanya adalah busa dan pegas yang menjadi isi bagian dalam kasur.

Seorang tokoh asal Jerman bernama Heinrich Westphal menjadi penemu kasur spring bed.

Penemuan itu terjadi pada 1871.

Sebelum penemuan oleh Heinrich Westphal, semua kasur disebut inner spring mattress.

Dalam Bahasa Indonesia, inner spring mattress disebut sebagai kasur berkonstruksi per pada bagian dalamnya.

SHUTTERSTOCK/PIXEL-SHOT Ilustrasi tidur, posisi tidur.

Kasur spring bed juga mengalami pemutakhiran teknologi.

Shutterstock/metamorworks Ilustrasi tidur, tidur berkualitas, cara meningkatkan kualitas tidur

Pemutakhiran kasur spring bed menurut catatan Jeffri Massie, Presiden Direktur Massindo Group, pemegang lisensi kasur spring bed Spring Air juga dilakukan di Indonesia.

Spring Air sendiri adalah kasur spring bed berasal dari negeri Uwak Sam (US) di Boston, Massachusetts sejak 1926.

Inovasi terkini pada kasur spring bed Spring Air adalah pada sisi kiri dan sisi kanan.