Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ibnu al-Nafis, Bapak Fisiologi Peredaran Darah

Kompas.com - 03/06/2022, 15:00 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Widya Lestari Ningsih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Ibnu al-Nafis adalah seorang polimatik atau orang yang pengetahuannya tidak hanya terbatas pada satu bidang.

Selama hidupnya, ia mempelajari berbagai bidang keilmuan, mulai dari kedokteran, bedah, fisiologi, anatomi, biologi, filsafat, sastra, fikih, dan teologi.

Ibnu al-Nafis dikenal sebagai orang pertama yang menggambarkan sirkulasi pulmonal atau sirkulasi paru, yaitu sirkulasi darah dari jantung menuju paru-paru dan sebaliknya.

Bahkan karyanya tentang fisiologi sistem peredaran darah mampu menandingi penemuan Galen, dokter Yunani abad ke-2.

Berkat penemuan besarnya itu, Ibnu al-Nafis dijuluki sebagai Bapak Fisiologi Peredaran Darah atau Sirkulasi.

Baca juga: Tokoh Cendekiawan Islam di Bidang Kedokteran Masa Daulah Abbasiyah

Biografi singkat Ibnu al-Nafis

Ibnu al-Nafis lahir pada 1213. Ia berasal dari keluarga Arab yang tinggal di sebuah desa bernama Karashia, dekat Damaskus, Suriah.

Nama asli Ibnu al-Nafis adalah Ala-al-Din abu al-Hasan Ali bin Abi-Hazm al-Qarshi al-Dimashqi.

Sewaktu muda, Ibnu al-Nafis mengawali pendidikan dengan belajar teologi, filsafat, dan sastra.

Kemudian, saat menginjak 16 tahun, ia mulai belajar tentang kedokteran di Rumah Sakit Nuri di Damaskus selama sekitar 10 tahun.

Pada 1236, Ibnu al-Nafis bersama beberapa rekannya dipindah ke Mesir atas permintaan Sultan Al-Kamil dari Dinasti Ayyubiyah.

Ibnu al-Nafis diangkat sebagai dokter kepala di Rumah Sakit al-Naseri, yang dibangun oleh pendiri Dinasti Ayyubiyah.

Di rumah sakit tersebut, ia juga mengajar dan belajar ilmu kedokteran selama beberapa tahun.

Baca juga: Ilmuwan Muslim pada Masa Dinasti Ayyubiyah dan Bidangnya

Sebagian besar hidup Ibnu al-Nafis dihabiskan di Mesir sebagai seorang dokter yang profesional.

Ia pun sempat menyaksikan beberapa peristiwa bersejarah, seperti jatuhnya Bagdad ke tangan bangsa Mongol dan bangkitnya Dinasti Mamluk.

Ibnu al-Nafis juga pernah dipercaya menjadi dokter pribadi Sultan Baibars dan beberapa pemimpin politik lainnya.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com