KOMPAS.com - Teori interaksi simbolik adalah teori yang menegaskan bahwa individu bisa membentuk sebuah makna dalam proses komunikasi.
Teori yang dikemukakan oleh George Herbert Mead ini, ingin menjelaskan jika pikiran manusia, pada dasarnya, bisa mengartikan atau menafsirkan sesuatu.
Menurut Richard West dan Lynn H. Turner dalam buku Introducing Communication Theory (2007), asumsi teori interaksi simbolik adalah:
Baca juga: Teori Interaksi Simbolik: Konsep Penting dan Asumsinya
Dilansir dari situs Lumen Learning, Herbert Blumer, murid George Herbert Mead, mengungkapkan beberapa premis dasar soal teori interaksi simbolik, yaitu:
Walau dipelajari dalam ilmu komunikasi, sebenarnya, teori interaksi simbolik adalah kerangka teoretis dalam sosiologi.
Sebab, teori ini memberi gambaran bagaimana makna terbentuk lewat interaksi sosial antarmanusia.
Sederhananya, dalam teori interaksi simbolik, individu bisa memahami dunia sosial mereka, melalui proses komunikasi atau pertukaran makna, berupa bahasa dan simbol.
Baca juga: 3 Perspektif Sosiologi: Fungsional, Konflik Sosial, dan Interaksionisme Simbolik
Dikutip dari situs Simply Psychology, salah satu contoh teori interaksi simbolik adalah politik serta identitas.
Pada 1960-an, seorang ahli bernama Brooks, pernah meneliti soal bagaimana pandangan diri yang berbeda, berhubungan dengan keyakinan politik sayap kanan dan kiri.
Menurutnya, keyakinan politik bisa dilihat sebagai manifestasi norma dan peran, yang dimasukkan dalam sudut pandang individu terhadap dirinya dan dunia sekitar.
Hasil penelitian Brooks memperlihatkan, bahwa mayoritas ideologi sayap kiri, memasukkan lebih sedikit deskripsi soal intitusi tradisional.
Sebaliknya, ideologi sayap kanan, lebih banyak menginternalisasikan deskripsi tentang institusi itu sendiri.
Baca juga: Gangguan Simbolik: Pengertian dan Contohnya
Berdasarkan contoh di atas, kita bisa melihat dampak interaksi sosial dan penciptaan makna dalam ideologi sayap kiri serta kanan.
Contoh teori interaksi simbolik lainnya, yaitu pemaknaan soal bangunan arsitektur. Misal, bangunan dengan kubah di atasnya, sering diasosiasikan sebagai masjid.
Contoh teori interaksi simbolik yang terakhir adalah bagaimana interaksi sosial bisa memengaruhi pemaknaan kita terhadap kejahatan.
Misal, A terlalu sering berinteraksi dengan B yang merupakan mantan narapidana kasus pencurian dan perampokan.
Dari interaksi itulah, A memiliki persepsi yang berbeda soal kejahatan, terutama pencurian dan perampokan, ia jadi memandang lumrah hal tersebut.
Jika dianalisis dari sudut pandang teori interaksi simbolik, kasus A dan B itu memperlihatkan bahwa interaksi keduanya menciptakan makna yang berbeda soal kejahatan.
Baca juga: Teori Uses and Gratiffication: Pengertian dan Contohnya
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.