Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ciri Khusus Sigung: Mengeluarkan Bau

Kompas.com - 08/10/2023, 19:00 WIB
Silmi Nurul Utami

Penulis

KOMPAS.comSigung adalah mamalia yang tergabug dalam keluarga mustelidae. Apa ciri khusus sigung? Ciri khusus sigung adalah mengeluarkan bau yang kuat, berikut adalah penjelasannya!

Sigung memiliki kelenjar bau

Sigung menyeluarkan aroma bau ketika sedang merasa terancam. Namun, bau tersebut bukan berasal dari kentut seperti yang digambarkan dalam film-film kartun.

Bau yang dihasilkan sigung berasal dari kelenjar aroma yang berada di duburnya.

Sebenarnya, banyak mamalia yang memiliki kelenjar tersebut namun hanya sigung yang mengembangkannya sebagai alat pertahanan diri.

Baca juga: Ciri-ciri Hewan Mamalia

Kelenjar dubur tersebut menyempotkan zat cait berminyak sejauh lebih dari tiga meter.

Dilansir dari AZ Animals, zat yang disemportkan kelenjar dubur singing terdiri dari tiol dan tioasetat yang kaya sulfur.

Seperti yang kita ketahui, sulfur memberikan bau tidak sedap pada senyawanya. Inilah yang menyebabkan semportan sigung sangat bau.

Bau dari semprotan sigung bisa tercium hingga 5,6 kilometer jauhnya.

Dilansir dari Public Broadcasting Service (PBS), tioasetat memiliki aroma yang tidak begitu kuat namun dapat berubah menjadi tiol ketika terkena air.

Baca juga: Adaptasi Fisiologis: Pengertian dan Contohnya

Hal tersebut menyebabkan orang yang terkena semportan sigung akan kembali bau setelah mandi karena tioasetatnya berubah menjadi tiol.

Hal tersebut membuat bau dari semprotan sigung sulit untuk dihilangkan.

Mengeluarkan bau adalah upaya terakhir sigung

Sigung tidak sembarangan menggunakan semprotan baunya.

Ketika sedang terancam, sigung mencoba mengintimidasi ancaman atau predator dengan menghentakan kaki dan mengengkat ekornya.

Baca juga: Apex Predator: Hewan yang Menduduki Puncak Rantai Makanan

Sigung baru akan mengeluarkan semportan baunya sebagai upaya terakhir pertahanan dirinya.

Hal tersebut karena sekali semprotan menghabiskan semua cairan bau dalam kelenjarnya.

Dilansir dari Smithsonian Magazine, dibutuhkan waktu hingga 10 hari untuk sigung mengisi ulang kelenjarnya.

Pada saat tersebut, sigung lebih rentan terhadap predator. Sehingga, sigung tidak menyianyiakan semprotannya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com