KOMPAS.com - Secara sederhana Alo Liliweri dalam buku Dasar-Dasar Komunikasi Antarbudaya (2003) menjelaskan bahwa komunikasi antarbudaya adalah komunikasi yang berjalan antarpribadi dengan latar belakang yang berbeda.
Komunikasi antarbudaya juga dapat diartikan sebagai penyebaran informasi dari seseorang dengan latar belakang budaya tertentu kepada orang lain yang memiliki latar belakang yang berbeda.
Baca juga: Komunikasi Antarbudaya: Pengertian dan 6 Asumsi Dasarnya
Karena komunikasi antarbudaya terjadi oleh beberapa orang maka komunikasi antarpribadi mempengaruhi keberlangsungan penyampaian informasi.
Ada beberapa faktor yang memengaruhi komunikasi antarbudaya dilihat dari segi hubungan komunikasi antarpribadi, yaitu:
Manusia memiliki kemauman dan kemampuan masing-masing dalam berkomunikasi sehingga mereka dapat menilai dengan siapa mereka berkomunikasi.
Persepsi menjadi penting dalam komunikasi, namun kebanyakan orang memiliki persepsi yang mengarah pada kelompok tertentu saja.
Penampilan diri memberikan motivasi tersendiri bagi seseorang untuk memulai komunikasi. Dari kemauan setiap individu itulah muncul peristiwa komunikasi.
Peristiwa komunikasi memeiliki dua aspek penting yaitu dilihat dari isi komunikasi dan relasi komunikasi.
Isi komunikasi berupa pesan atau informasi yang akan disampaikan baik tertulis maupun lisan. Contohnya pesan surat atau percakapan yang disampaikan.
Sedangkan relasi komunikasi berkaitan dengan bagaimana pesan tersebut disampaikan dan disimpulkan sehingga kualitas relasi antarpribadi dapat meningkat.
Baca juga: Apa Tujuan Mempelajari Komunikasi Antarbudaya?
Penelitian menitik beratkan dua hal penting dalam masalah kredibilitas. Yang pertama mengenai kemampuan komunikator, yang kedua derajat kesamaan komunikator.
Kemampuan seorang komunikator dilihat dari tiga faktor, yaitu kredibilitas, obyektivitas dan keahlian. Faktor tersebut berpengaruh pada bagaimana penerima dapat percaya kepada seorang komunikator yang ahli pada bidang tertentu.
Sedangkan kesamaan derajat komunikator berkaitan dengan homofili dan heterofili. Homofili mengacu pada kesamaan latar belakang antar individu yang berkomunikasi. Sedangkan heterofili mengacu pada perbedaan derajat individu dari segi latar belakangnya.
Semakin sama latar belakang antarindividu maka komunikasi akan semakin mudah. Begitu juga sebaliknya semakin jauh perbedaan latar belakang makan akan semakin banyak kesulitan peristiwa komunikasi.
Dikutip dari buku Memahami Bahasa dalam Konteks Masyarakat dan Kebudayaan (1997) oleh Ohoiwutun bahwa ada enam kemampuan yang harus dikuasi dalam komunikasi antarbudaya.
Berikut enam faktornya:
Baca juga: Apa Tujuan Mempelajari Komunikasi Antarbudaya?
Ada lima perilaku nonverbal yang mempengaruhi komunikasi antarbudaya yaitu: