Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Teori Pembentukan Kulit Bumi

Kompas.com - 02/09/2022, 16:00 WIB
Serafica Gischa

Editor

Oleh: Ani Rachman, Guru SDN No.111/IX Muhajirin, Kabupaten Muaro Jambi, Provinsi Jambi

 

KOMPAS.com - Struktur bumi yang berada paling luar adalah kerak bumi yang mengalami perubahan sejak awal terbentuknya hingga sekarang.

Perubahan tersebut menjadi obyek studi para peneliti, sehingga muncul beberapa teori tentang pembentukan kulit bumi.

Adapun berbagai teori terbentuknya kulit bumi yang dikemukakan para ahli antara lain sebagai berikut:

Teori kontraksi (Contraction theory)

Teori ini pertama kali dikemukakan oleh rene Descartes, yaitu seorang filsuf prancis, ia dikenal sebagai Bapak Filsafat Modern.

Ia menyatakan bahwa bumi semakin lama semakin susut dan mengkerut yang disebabkan oleh terjadinya proses pendinginan, sehingga di bagian permukaannya berbentuk relief berupa gunung, lembah, dan dataran. 

Teori kontraksi didukung pula oleh James Dana (1847) dan Elie de Baumant (1852). Mereka berpendapat bahwa bumi mengalami pengerutan karena terjadi proses pendinginan di bagian dalam bumi yang mengakibatkan bagian permukaan bumi mengerut membentuk pegunungan dan lembah-lembah.

Baca juga: Matahari: Komponen Penyusun dan Manfaatnya bagi Kehidupan di Bumi

Teori dua benua (Laurasia-Gondwana theory)

Teori Laurasia-Gondwana kali pertama dikemukakan oleh Edward Zuess pada 1884. Teori ini menyatakan bahwa pada awalnya bumi terdiri atas dua benua yang sangat besar, yaitu Laurasia di sekitar kutub utara dan Gondwana di sekitar kutub selatan bumi.

Kedua benua tersebut kemudian bergerak perlahan ke arah equator bumi, sehingga akhirnya terpecah-pecah menjadi benua benua yang lebih kecil.

Laurasia terpecah menjadi Asia, Eropa dan Amerika Utara, sedangkan Gondwana terpecah menjadi Afrika, Australia dan Amerika Selatan.

Teori pengapungan benua (Continental drift theory)

Teori pengapungan benua dikemukakan oleh Alfred Wegener pada 1912. Ia menyatakan bahwa pada awalnya di bumi hanya ada satu benua maha besar yang disebut Pangea. Menurutnya benua tersebut kemudian terpecah pecah dan terus bergerak melalui dasar laut. 

Gerakan rotasi bumi yang sentripugal, mengakibatkan pecahan benua tersebut bergerak ke arah barat menuju equator.

Teori ini didukung oleh bukti-bukti berupa kesamaan garis pantai Afrika bagian barat dengan Amerika Selatan bagian timur, serta adanya kesamaan batuan dan fosil pada kedua daerah tersebut.

Baca juga: 7 Struktur Lapisan Bumi

Teori konveksi (Convection theory)

Menurut teori konveksi yang dikemukakan oleh Arthur Holmes dan Harry H. Hess dan dikembangkan lebih lanjut oleh Robert Diesz, menyatakan bahwa di dalam bumi yang masih dalam keadaan panas dan berpijar terjadi arus konveksi ke arah lapisan kulit bumi yang berada di atasnya.

Sehingga ketika arus konveksi yang membawa material berupa lava sampai ke permukaan bumi di Mid Oceanic Ridge (punggung tengah samudra), lava tersebut akan membeku membentuk lapisan kulit bumi yang baru menggeser dan menggantikan kulit bumi yang lebih tua.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com