Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengertian Tangga Nada Diatonis dan Pentatonis beserta Contohnya

Kompas.com - 30/05/2022, 15:00 WIB
Serafica Gischa

Editor

Oleh: Nora Indrayani, Guru SDN 019 Kuok, Kabupaten Kampar, Riau

 

KOMPAS.com - Siapa sih yang tidak suka mendengarkan musik? Alunan musik yang enak didengar membuat banyak orang gemar mendengarkannya setiap saat, baik saat bahagia maupun sedih.

Di dalam musik terdapat hal yang sangat penting yaitu tangga nada. Tangga nada adalah urutan nada yang disusun secara berurutan. Mulai dari nada dasar sampai nada oktaf yaitu do,re, mi, fa, sol, la, si, do.

Di dalam sebuah musik, tangga nada tersebut berfungsi sebagai instrumen yang bisa membuat lagu didengar harmonis dan indah. Ada banyak jenis tangga nada, di antaranya adalah tangga nada diatonis dan pentatonis.

Baca juga: Contoh Lagu Nasional dengan Tangga Nada Mayor dan Minor

Tangga nada diatonis

Tangga nada diatonis merupakan satu rangkaian tangga nada yang memiliki tujuh nada berbeda dalam satu oktaf. Tujuh nada tersebut diakhiri dengan satu nada yang berulang.

Tangga nada ini mempunyai dua jarak nada, yaitu satu dan setengah. Contohnya adalah C mayor, di mana nada dimulai dari do diteruskan dengan A minor yang di mulai dari La. Alat musik yang memiliki sistem tangga nada diatonis adalah piano dan organ. 

Tangga nada diatonis terbagi menjadi dua jenis, pertama adalah tangga nada mayor dan tangga nada minor. Berikut penjelasannya: 

Tangga nada diantonis mayor  

Tangga nada diatonis mayor merupakan tangga nada yang umum digunakan pada sebuah musik. Jarak antara nada atau not pada diatonis mayor adalah 1-1-½-1-1-1-½.

Contoh dari tangga nada ini yaitu C mayor, terdiri dari do, re, mi, fa, sol, la, si dan do. Jika nada ini dimainkan akan terdengar suasana musik yang ceria dan menyenangkan 

Berikut merupakan beberapa lagu yang menggunakan diatonis mayor, yaitu:

  • Bangun Pemudi Pemuda
  • Berkibarlah Benderaku
  • Dari Sabang Sampai Merauke
  • Indonesia Raya
  • Hari Merdeka
  • Balonku
  • Bintang Kecil 

Baca juga: Contoh Lagu dengan Tangga Nada Pentatonis Pelog dan Slendro

Tangga nada diantonis minor

Tangga nada diatonis minor memiliki jarak antara nada yaitu 1-½-1-1-½-1-1. Contoh tangga nada ini, yaitu A minor dan nadanya terdiri dari la, si, do, re, mi, fa, sol, dan la. Tangga nada ini memiliki suasana musik yang cenderung sedih.

Berikut merupakan beberapa contoh lagu yang menggunakan diatonis minor, yakni:

  • Indonesia Pusaka
  • Bagimu Negeri
  • Syukur
  • Ibu Pertiwi
  • Hymne Guru
  • Ambilkan Bulan
  • Bintang Kejora

Tangga nada pentatonis 

Tangga nada pentatonis adalah jenis tangga nada yang hanya memiliki lima nada dalam satu oktaf. Tangga nada ini sudah ada sejak pertama kali musik berkembang.

Ragam tangga nada pentatonis dibedakan oleh jarak antarnada serta pilihan nada yang di dengar. Penggunaan nada pentatonis bisa dipakai untuk musik modern dan musik tradisional.

Tangga nada pentatonis juga dibagi menjadi dua jenis, yaitu tangga nada pelog dan tangga nada slendro. Contoh alat musik yang menggunakan tangga nada ini adalah gamelan Jawa, Sunda, Bali, Madura, dan Batak.

Baca juga: Perbedaan Tangga Nada Mayor dan Minor

Tangga nada pelog 

Tangga nada ini mempunyai lima nada yang memiliki perbedaan jarak cukup besar. Susunan nadanya seperti  do, mi ,fa, sol, dan si. Tangga nada pelog memiliki karakter nada yang menyenangkan dan memiliki kesan penghormatan.

Berikut ini adalah beberapa contoh lagu daerah yang menggunakan tangga nada pelog, seperti: 

  • Gundul Gundul Pacul dari Jawa Tengah
  • Pitik Tukung dari Jawa Tengah
  • Ngusak Asing dari Bali
  • Karatagan Pahlawan dari Jawa Barat
  • Macepet Cepetan dari Bali

Tangga nada slendro

Tangga nada slendro memiliki karakter nada yang menyenangkan atau gembira serta lincah. Jika pada tangga nada pelog memiliki jarak nada yang cukup besar, tangga nada slendro memiliki jarak antarnada cukup kecil. Nada tersebut dalah do, re, mi, sol, dan la. 

Berikut ini merupakan beberapa contoh lagu daerah yang menggunakan tangga nada slendro, yaitu:

  • Lir Ilir yang berasal dari Jawa Tengah
  • Te Kate Dipanah yang berasal dari Jawa Tengah
  • Cing Cangkeling yang berasal dari Jawa Barat
  • Keraban Sape yang berasal dari Jawa Tengah
  • Cublak-cublak Suweng yang berasal dari Jawa Tengah

Baca juga: Rumus-rumus Tangga Nada

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com