Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Contoh Menganalisis Unsur Intrinsik Cerita Fiksi

Kompas.com - 17/03/2022, 15:00 WIB
Serafica Gischa

Editor

Oleh: Abdul Rahmat, Guru SDN 011 Balikpapan Tengah, Kalimantan Timur

 

KOMPAS.comUnsur intrinsik adalah unsur yang terdapat dalam cerita fiksi atau karya sastra. Unsur-unsur intrinsik sebuah cerifa fiksi di antaranya:

  • Tema adalah ide pokok cerita. 
  • Amanat adalah pesan yang ingin disampaikan pengarang kepada pembaca melalui karyanya.
  • Latar merupakan seluruh keterangan mengenai tempat, waktu, suasana sebagai lokasi dan situasi tokoh-tokoh dalam sebuah cerita fiksi.
  • Penokohan adalah cara pengarang menggambarkan watak atau karakter tokoh-tokoh cerita. 
  • Alur atau plot adalah jalinan peristiwa dalam cerita fiksi.
  • Sudut pandang atau point of view adalah posisi pengarang dalam membawakan cerita.  

Baca juga: Teks Eksemplum: Pengertian, Struktur, Ciri-ciri, dan Contohnya

Contoh analisis unsur intrinsik

Berikut ini adalah contoh menganalisis unsur intrinsik pada sebuah cerita fiksi:

Indahnya Meminta Maaf

Karya : Abdul Rahmat, S.Pd

“Di, oper ke sini!” teriak Wiyata yang sudah berjarak sepuluh langkah dari gawang sederhana yang terbuat dari kayu.

Mendengar suara Wiyata, Adi menghentikan larinya. Menahan bola dengan telapak kakinya dan menendang dengan keras benda bundar itu ke arah Wiyata. Namun nahas, bola yang melambung itu bergeser beberapa meter dari arah tujuannya. Membuat Wiyata hanya bisa melihat bola itu melayang keluar lapangan.

"Gimana sih, Ta?! Harusnya kamu kejar!” teriak Adi kesal.

“Loh, bolanya melenceng jauh gitu, susahlah untuk dikejar. Kamu yang arah opernya tidak tepat!” sahut Wiyata membela diri.

Adi berjalan keluar lapangan, diikuti oleh Wiyata di belakangnya. Liga antar kampung sore itu berhenti sebentar karena kedua tim sama-sama kelelahan. Adi duduk bersandar di batang sebuah pohon besar seraya meneguk air mineral dari dalam botol minum berwarna hijau miliknya.

“Kalau kamu opernya tepat, pasti aku sudah mencetak gol,” Wiyata masih membahas kejadian di lapangan tadi.

“Ah kamu saja yang tidak bisa mengejar bolanya. Kamu malas lari,” ujar Adi menyeka keringatnya.

 “Tidak bisalah mengejar bola yang keluar lapangan gitu!”

“Bisa dong. Makanya usaha dulu!”

“Sudah, sudah. Jangan berkelahi. Ini hanya permainan,” sahut Bagus; salah satu teman mereka.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com