KOMPAS.com - Model komunikasi Aristoteles merupakan model komunikasi paling sederhana, jika dilihat dari sudut pandang masa kini. Kesederhanaan tersebut terlihat jelas dari penggunaan unsur dalam penggambaran model komunikasinya.
Dari awal kemunculannya hingga saat ini, model komunikasi Aristoteles banyak diterima secara luas di antara model komunikasi lainnya.
Mengutip dari Buku Ajar Manajemen Kelas (2020) karya Moh. Toharudin, sumber adalah pembicara atau komunikator yang menyampaikan informasi. Pesan merupakan hal apa yang dibicarakan dalam proses komunikasi. Sementara, penerima adalah komunikan atau pihak yang menerima informasi.
Sebagai model komunikasi paling pertama, Aristoteles berhasil menjelaskan proses komunikasi secara sederhana, dengan melibatkan ketiga unsur penting, yakni sumber, pesan, dan penerima.
Model komunikasi Aristoteles termasuk model komunikasi linier atau satu arah. Sering ditujukan untuk menggambarkan proses public speaking, yang sumber atau pembicaranya berperan aktif dalam mengirimkan pesan, sementara komunikan berperan sebagai pendengar.
Baca juga: Apa itu Teori Komunikasi Dua Tahap?
Menurut Encep Sudirjo dan Muhammad Nur Alif dalam buku Komunikasi dan Interaksi Sosial Anak (2021), model komunikasi Aristoteles dikenal sebagai model komunikasi yang berpusat pada pembicara (sumber).
Karena pembicara dipandang sebagai pihak yang aktif serta berperan penting dalam proses penyebarluasan pesan kepada komunikan, yakni khalayak.
Dalam model komunikasi ini, khalayak digambarkan bersifat pasif dalam menerima pesan. Ini menjadi penyebab utama mengapa model komunikasi Aristoteles bersifat linier atau hanya berlangsung satu arah.
Berikut beberapa karakteristik model komunikasi Aristoteles: