KOMPAS.com - Istilah onomatope barangkali masih terdengar asing di telinga kita. Namun, apabila sudah mengetahuinya, ternyata penerapan onomatope bisa ditemui dengan mudah di lingkungan sekitar kita.
Uniknya, tiap negara mempunyai onomatope yang berbeda, termasuk Indonesia. Perbedaan ini didasarkan pada representasi dan bagaimana masyarakat atau bangsa mengasumsikannya.
Apa itu onomatope dalam bahasa Indonesia?
Mengutip dari buku Linguistik Mikro (Kajian Internal Bahasa dan Penerapannya) (2020) karya Yusri dan Mantasiah R., onomatope sering juga disebut tiruan bunyi. Onomatope adalah pemberian nama pada suatu kata yang didasarkan pada bunyinya.
Istilah onomatope berasal dari bahasa Yunani, berarti kata atau sekumpulan kata yang bunyinya mirip atau menyerupai sumber aslinya. Bunyi dalam onomatope bisa terinspirasi dari suara hewan, manusia, atau lainnya.
Menurut Aceng Ruhendi Saifullah dalam buku Semantik dan Dinamika Pergulatan Makna (2018), tiap bahasa memiliki onomatope yang berbeda. Onomatope atau tiruan bunyi ini diambil dari bahasa yang sudah terdengar akrab di lingkungan masyarakat.
Baca juga: Penulisan Kata Sandang Si dan Sang
Sehingga tiruan bunyi dari bahasa yang sama sekali tidak dikenal akan sulit dipahami atau diprediksi secara tepat dan akurat. Ada banyak jenis onomatope dalam bahasa Indonesia, ada yang diambil dari suara benda, suara hewan, ataupun suara manusia.
Melansir dari situs Balai Bahasa Jawa Tengah (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan), berikut beberapa contoh onomatope dalam bahasa Indonesia:
Baca juga: Penulisan Kata Ganti -Ku, Kau-, -Mu, dan -Nya, Dipisah atau Disambung?
Tidak hanya menghasilkan tiruan bunyi dari benda, binatang atau manusia, dalam bahasa Indonesia, onomatope juga dapat ditemui dalam bentuk kata kerja. Berikut beberapa contohnya: