Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Glass Ceiling: Definisi, Penyebab, dan Dampaknya

Kompas.com - 09/07/2021, 13:18 WIB
Vanya Karunia Mulia Putri ,
Serafica Gischa

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Dalam susunan manajemen perusahaan ataupun organisasi, antara pria dan perempuan memiliki kesempatan yang sama untuk menduduki posisi strategis atau pimpinan.

Namun, ada perempuan yang mengalami hambatan untuk meraih posisi tersebut. Hal ini bisa disebut glass ceiling.

Definisi glass ceiling

Menurut Yohanes Arianto Budi Nugroho dalam buku Kepemimpinan untuk Mahasiswa: Teori dan Aplikasi (2018), glass ceiling menjadi salah satu fenomena yang terjadi dalam ruang lingkup manajemen.

Jika diartikan secara harfiah, glass ceiling berarti sebuah batasan. Glass ceiling sering juga disebut langit-langit kaca. Glass ceiling adalah sebuah hambatan atau halangan bagi kaum perempuan untuk maju, seperti memiliki jabatan tinggi atau menjabat sebagai pimpinan.

Hambatan ini menyebabkan perempuan lebih sulit berkembang maju dalam bidang pekerjaan. Berbeda dengan kaum pria yang lebih mudah memosisikan diri pada posisi strategis. Akibatnya perempuan lebih canggung dalam meningkatkan jenjang kariernya.

Baca juga: Hak dan Kewajiban Terhadap Lingkungan

Penyebab glass ceiling

Dikutip dari jurnal Glass Ceiling: Sebuah Studi Literatur (2017) karya Muhamad Ihwanul Muslim dan Mirwan Surya Perdhana, setidaknya ada empat faktor penyebab utama mengapa glass ceiling terjadi, yaitu:

  • Faktor manusia

Ketidakmampuan perempuan dalam mengaktualisasikan diri di perusahaan dapat menjadi salah satu penyebab terjadinya glaass ceiling.

Perempuan dipandang sebagai sosok yang tidak tegas, labil, dan mudah stres, sehingga banyak yang kurang bisa memercayai perempuan untuk memegang jabatan penting di perusahaan.

  • Faktor stereotip gender

Stereotip tentang perempuan juga turut menyebabkan terjadinya glass ceiling. Dalam stereotip ini, perempuan dipandang hanya bertugas mengatur rumah tangga serta mendidik anak. Akibatnya kaum perempuan dianggap lebih sesuai bekerja di rumah, dibanding bekerja di perusahaan.

  • Faktor prefensi

Faktor ini ditandai dengan adanya konflik tanggung jawab perempuan untuk mengurus anak dan bekerja. Sehingga apa yang dikerjakan perempuan di kantor menjadi kurang maksimal, karena fokusnya terpecah.

  • Faktor interaksi sosial

Beberapa perempuan kurang percaya diri jika diharuskan memimpin tim yang mana mayoritas anggotanya pria. Akibatnya perempuan semakin sulit untuk mengaktualisasikan diri dan bekerja dengan maksimal, serta menjadi penghambat mereka untuk dipromosikan ke jenjang lebih tinggi.

Baca juga: Penggolongan Hak Asasi Manusia

Dampak glass ceiling

Glass ceiling jelas membawa dampak bagi perempuan. Berikut beberapa dampaknya:

  1. Kesulitan berkarier
    Seperti yang telah dijelaskan di atas, glass ceiling menjadi penghambat bagi perempuan untuk berkarier. Adanya batasan atau hambatan tersebut membuat perempuan hanya berada di posisi atau jabatan itu saja.
  2. Kehilangan kepercayaan diri
    Adanya glass ceiling juga dapat membuat perempuan kehilangan percaya diri. Karena mereka merasa jika orang lain bisa menduduki jabatan tinggi, sedangkan dirinya tidak. Hilangnya rasa percaya diri juga akan berdampak pada hasil pekerjaan, dan akan membuatnya semakin susah untuk berkarier.
  3. Produktivitas menurun
    Stres, hilangnya rasa percaya diri, serta faktor lainnya dapat menyebabkan produktivitas kerja menurun. Rasa stres ini juga menjadi salah satu dampak yang dirasakan perempuan ketika munculnya glass ceiling.
  4. Menimbulkan dampak psikologis
    Selain berpengaruh pada hasil kerja atau bidang pekerjaan, glass ceiling juga bisa menimbulkan dampak psikologis. Misalnya menjadi sering merasa sedih, cepat marah, putus asa, hilang semangat, susah konsentrasi, hingga depresi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com