KOMPAS.com - Mass wasting bisa juga disebut perpindahan massa batuan atau tanah. Mass wasting umumnya disebabkan oleh pengaruh gravitasi yang bisa mengakibatkan perpindahan massa.
Dalam geografi, mass wasting dipandang sebagai sebuah fenomena alam. Jika mass wasting terjadi dalam skala besar, dampak utama yang paling terlihat ialah perubahan bentuk geografis di kawasan tersebut.
Menurut Djauhari Noor dalam buku Geomorfologi (2014), mass wasting adalah perpindahan tanah, regolith serta batuan, yang diakibatkan oleh adanya gaya gravitasi dengan cara rayapan, aliran, rebahan ataupun jatuhan. Mass wasting lumrah terjadi di daerah lereng pegunungan.
Mengutip dari situs U.S. National Park Service, selain disebabkan oleh gravitasi, mass wasting juga bisa dipengaruhi oleh curah hujan serta aktivitas seismik di kawasan tersebut. Contoh mass wasting yang cukup sering terjadi ialah tanah longsor.
Baca juga: Peran Mikroorganisme Tanah
Melansir dari United States Geological Survey, tanah longsor merupakan fenomena dimana tanah bergerak dengan kecepatan tertentu ke arah bawah. Selain pergerakan tanah, land slide juga menyebabkan adanya aliran berupa bebatuan atau lumpur ke arah bawah.
Tanah longsor disebabkan oleh gravitasi. Namun, fenomena ini juga bisa disebabkan oleh curah hujan yang tinggi, erosi sungai, perubahan air tanah, gempa bumi, aktivitas vulkanik, dan lain sebagainya.
Soil creep merupakan mass wasting yang terjadi secara lambat. Umumnya terjadi di kawasan lereng. Umumnya soil creep bisa diketahui dari dinding bangunan yang retak atau adanya pembengkokan lapisan bebatuan di suatu kawasan.
Dalam Encyclopedia Britannica, disebutkan jika mudflow adalah aliran air yang mengandung partikel lumpur dalam jumlah besar. Umumnya aliran lumpur ini memiliki tingkat kepadatan lebih tinggi dibanding aliran sungai.
Mudflow sering terjadi di area lereng, khususnya area yang cukup sering terjadi erosi. Aliran lumpur biasanya disebabkan oleh curah hujan tinggi yang bercampur dengan struktur batuan atau tanah yang mudah terkikis.
Baca juga: Mengapa Polutan Tanah Berupa Zat Organik Mudah Menyatu dengan Tanah?
Guguran batu merupakan massa batuan yang menuruni tebing atau lereng curam. Massa batuan ini bisa bergerak dengan jatuh bebas, terpental, berguling ataupun meluncur bebas. Untuk ukuran batunya berbeda, yakni mulai dari kecil hingga besar.
Aliran tanah adalah aliran tanah yang terkadang turut disertai material bebatuan, bergerak ke bawah lereng di bawah tarikan gravitasi. Umumnya earth flow terjadi di area sekitar cekungan besar, khususnya di kawasan material yang lapuk. Curah hujan dan kemiringan lereng sangat berpengaruh pada terjadinya aliran tanah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.