Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Senjata Tradisional Khas Kalimantan Barat

Kompas.com - 20/05/2021, 13:40 WIB
Silmi Nurul Utami,
Serafica Gischa

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kalimantan Barat merupakan salah satu provinsi Indonesia yang beribukota Pontianak. Kalimantan Barat memiliki penduduk asli Suku Dayak dengan segala kebudayaannya.

Salah satu hasil kebudayaan Suku Dayak di Kalimantan Barat adalah senjata tradisional. Senjata tradisional Kalimantan Barat melingkupi Mandau, dohong, talawang, sipet, dan lonjo. Berikut beberapa penjelasannya:

  • Talawang

Penggunaan Mandau biasanya dilengkapi dengan talawang, yaitu perisai khas Suku Dayak. Dalam buku Sejarah Kebudayaan Kalimantan (1993) oleh Husni Umberan, Talawang merupakan perisai sepanjang 1 hingga 2 meter dengan lebar sekitar 30 hingga 50 sentimeter yang disesuaikan dengan ukuran tubuh penggunanya.

Talawang terbuat dari kayu ulin yang dihiasi dengan ukiran khas suku dayak yang menakjubkan dan memiliki pegangan di bagian dalamnya.

Johnny Gunawan Palapessy dalam skripsi berjudul Peneliatian Eksperimental Kekuatan Lentur Kayu Ulin (Eusideroxylon zwageri) (2014) menyebutkan bahwa kayu ulin sangat kuat dan awet tahan akan perubahan suhu, kelembaban, pengaruh air laut, serangan rayap, dan serangga penggerek.

Baca juga: Keunikan Senjata Tradisional Sulawesi Selatan

Kekuatannya membuat kayu ulin sering disebut dengan kayu besi, membuat talawang menjadi perisai yang kuat dan tahan lama.

Talawang dihiasi dengan berbagai motif ukiran khas dayak yang unik dan berwarna-warni. Motif-motif tersebut diukir bukan hanya untuk memberikan estetika namun memiliki kekuatan magis di dalamnya. Motif ukiran talawang adalah burung tingang dan kamang.

Burung tingang atau enggang adalah burung sakral bagi duku Dayak karena dianggap merupakan perwujudan dari panglima burung.

Mangundhining Siwi Syahbani dalam jurnalTalawang (2020) menyebutkan bahwa Panglima burung adalah sosok legenda Suku Dayak yang tinggal di pedalaman Kalimantan dan hanya muncul saat terjadinya Perang.

Panglima burung disebutkan merupakan sosok gaib yang agung, sakti, kuat, bijaksana, tenang, dan penyabar. Sehingga motif burung enggang pada talawang memiliki makna sebagai pelindung dan menyimbolkan sifat yang unggul seperti panglima burung.

Baca juga: Senjata Tradisional Gorontalo

Suku Dayak mempercayai roh leluhur dapat memberikan perlindungan dan kekuatan yang bersifat gaib kepada mereka.

Sehingga roh leluhur Suku Dayak digambarkan dalam motif kamang berupa seseorang yang sedang duduk bersila, menggunakan cawat, dan berwarna merah. Motif kamang dipercaya memiliki kekuatan magis yang bisa menambah kekuatan perisai dalam melindungi penggunanya.

Talawang juga dibubuhi oleh warna-warni khas Suku Dayak seperti kuning, merah, dan hitam. Talawang dalam kebudayaan Dayak digunakan bersamaan dengan Mandau maupun senjata yang lain dalam perang sebagai perisai.

Bahan baku yang bagus, ukiran yang indah, serta makna historis yang mendalam membuat talawang banyak diminati oleh kolektor barang antik.

Walau talawang sudah tidak digunakan dalam peperangan, para kolektor dapat merogoh uang hingga jutaan rupiah untuk mendapatkan talawang.

Baca juga: Keunikan Sumpit, Senjata Tradisional Kalimantan Timur

  • Dohong

Dohong atau duhung adalah senjata tradisional Suku Dayak Ngaju yang tinggal di pesisir Kalimantan Barat.

Dohong merupakan pedang bermata satu yang ramping dengan panjang sekitar 50 hingga 57 sentimeter. Dalam legenda Suku Dayak Ngaju, dohong disebutkan sebagai senjata tertua yang diciptakan leluhur Suku Dayak.

Dilansir dari situs resmi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, manusia yang pertama memiliki dohong adalah Raja Sangen, Raja Sangiang, dan Raja Bunu, yang diyakini sebagai leluhur Suku Dayak.

Dohong memiliki bentuk seperti persilangan antara tombak dan keris dengan panjang sekitar 50 hingga 75 sentimeter. Dohong memiliki pegangan yang terbuat dari kayu dan berbentuk bulat. Dohong memiliki bilah bermata dua yang melengkung dan lancip di bagian ujungnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com