KOMPAS.com - Tari Baluse merupakan tarian perang asal Nias Selatan, Sumatra Utara. Tari tradisional ini sering ditampilkan dalam berbagai acara penting dan resmi, contohnya penyambutan tamu penting atau wisatawan.
Melansir dari situs Warisan Budaya Tak Benda Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, baluse adalah perisai perang yang terbuat dari kayu keras. Seiring perkembangan zaman karena adanya pendatang, baluse juga ada yang dibuat dari besi.
Baluse sebagai perisai perang berfungsi untuk melindungi tubuh dari kepala hingga betis. Warnanya coklat kehitaman dan bentuknya seperti daun pisang yang utuh. Baluse menjadi properti utama dalam Tari tradisional Baluse.
Tari Baluse berasal dari kisah perjuangan para pendahulu mereka dalam berperang. Tidak hanya itu, menurut sejarah yang beredar, tarian ini juga hadir sebagai bentuk perwujudan tradisi masyarakat Nias pada zaman dahulu.
Baca juga: Mengenal Tari Bidadari Teminang Anak dari Bengkulu
Dulunya Tari Baluse juga sering dibawakan saat masyarakat Nias akan pergi berperang melawan musuh. Tujuannya untuk mengobarkan semangat para pejuang atau pemuda Nias.
Mengutip dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia, Tari Baluse melambangkan kstaria para pemuda di Nias yang siap pergi berperang melawan musuh.
Tidak hanya itu, tarian ini juga melambangkan sikap pemuda yang gagah berani di medan peperangan.
Selain menunjukkan jiwa ksatria dan gagah berani para pemuda Nias di masa lampau, kini Tari Baluse sering ditampilkan sebagai tarian selamat datang atau penyambutan tamu, tarian ini disebut juga sebagai Tari Fataele.
Mengutip dari Studi Komparatif Tari Faluaya di Nias Selatan dengan Tari Faluaya di Medan (2015) karya Laurensia Dora Melisa, properti utama yang diperlukan dalam tarian ini adalah baluse sebagai perisai perang. Selain itu juga masih ada beberapa properti lain yang dibutuhkan, yaitu:
Baca juga: Tari Lalayon, Tari Percintaan Antarmuda-Mudi Maluku Utara
Para penari Tarian Baluse mengenakan baju perang dengan berbagai paduan warna, seperti kuning, merah dan hitam. Baju perang ini dibagi menjadi baju dalam dan di bagian luarnya mengenakan rompi perang. Celana yang digunakan panjangnya selutut berwarna hitam dan merah.
Tari Baluse dibawakan oleh sekelompok pria gagah berani dan perkasa. Tarian ini dipimpin oleh seorang pemimpin perang.
Saat tarian akan dimulai, pemimpin memberi aba-aba kepada para penari untuk membentuk formasi seperti akan berperang.
Tarian ini mengandalkan gerak kaki, khususnya saat menghentakkan kaki ke tanah sebagai gerakan saat berperang. Gerakan kaki ini diikuti dengan gerakan ayunan tangan yang membawa tombak, pedang tologu dan baluse.
Baca juga: Asal-Usul Tari Kendalen, Jawa Tengah
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.