Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tari Musyoh, Tarian Sakral Untuk Menenangkan Arwah

Kompas.com - 09/03/2021, 18:34 WIB
Serafica Gischa

Penulis

KOMPAS.com - Papua memiliki beragam keunikan dalam budayanya. Salah satu keunikan dalam seni tari Papua adalah tari Musyoh.

Dalam jurnal Keunikan Acara Adat Bakar Batu dan Noken Sebagai Daya Tarik Wisata Budaya Masyarakat di Papua (2018) oleh Erina Elas, tari Musyoh adalah tarian sakral yang bertujuan untuk menenangkan arwah yang meninggal karena kecelakaan.

Suku adat Papua percaya bahwa jika ada yang meninggal karena kecelakaan, maka arwahnya belum tenang. Sehingga tarian ini dilakukan untuk menenangkan arwah orang meninggal tersebut.

Tarian Musyoh juga sering dikenal sebagai tari pengusiran roh yang ada di Papua. Seiring dengan berkembangnya zaman, tarian Musyoh juga sering dipertunjukan untuk penyambutan tamu. Hal ini karena gerak dan irama tarian Musyoh memiliki energi.

Baca juga: Tari Selamat Datang, Tari Kegembiraan Khas Papua

Jika tari Musyoh dilakukan untuk pengusiran arwah atau yang bertujuan sakral, maka yang menarikan adalah penari pria.

Tarian Musyroh yang ditujukan untuk menyambut tamu atau memberikan penghormatan kepada pendatang, maka yang menarikan adalah penari wanita.

Gerak tari Musyoh

Gerak tari Musyoh dibawakan dengan gerak ritmis dan dinamis. Untuk tujuan pengusiran arwah, gerakan tersebut dibarengi dengan teriakan atau sorakan khas Papua.

Namun, jika bertujuan untuk penyambutan tamu maka gerakan yang dibawakan harus lebih mudah agar dapat ditirukan oleh tamu yang datang atau masyarakat di luar penari.

Jika tari Musyroh dibawakan untuk pengusiran arwah, umumnya penari membawa panah dan perisai sebagai simbol pengusiran.

Baca juga: Tari Perang, Melambangkan Kepahlawan dan Kegagahan Rakyat Papua

Jika tarian dibawakan dalam penyambutan tamu, penari akan membentuk lingkaran kemudian menyambut para tamu dengan mengalungkan kalung.

Busana dan iringan

Dilansir dari situs resmi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, busana tari Musyoh sama seperti tarian tradisional Papua pada umumnya, yaitu rok rumbai dan atasan yang terbuat dari bahan alami.

Aksesori pun juga sama, seperti hiasan kepala Cendrawasih, kalung, dan gelang. Alat musik untuk mengiringi tarian Mussyoh adalah Tifa yang terbuat dari kulit rusa dan kayu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Serat Wulangreh Pupuh Megatruh

Serat Wulangreh Pupuh Megatruh

Skola
Pengertian Paguyuban beserta Jenis dan Contohnya

Pengertian Paguyuban beserta Jenis dan Contohnya

Skola
Fakta dari Serat Wulangreh

Fakta dari Serat Wulangreh

Skola
4 Faktor Pendorong Interaksi Sosial

4 Faktor Pendorong Interaksi Sosial

Skola
8 Nama Ibu Kota Negara Bagian di Australia

8 Nama Ibu Kota Negara Bagian di Australia

Skola
4 Ciri Negara yang Menganut Asas Kedaulatan Rakyat

4 Ciri Negara yang Menganut Asas Kedaulatan Rakyat

Skola
Apa Itu Dampak Afektif, Kognitif, dan Konatif Komunikasi?

Apa Itu Dampak Afektif, Kognitif, dan Konatif Komunikasi?

Skola
Perbedaan Singkatan dan Akronim, Apa Sajakah Itu?

Perbedaan Singkatan dan Akronim, Apa Sajakah Itu?

Skola
7 Ciri-ciri yang Dimiliki Planet Mars

7 Ciri-ciri yang Dimiliki Planet Mars

Skola
Kelangkaan: Pengertian dan Contohnya

Kelangkaan: Pengertian dan Contohnya

Skola
Proses Terjadinya Hubungan Sosial Secara Asosiatif

Proses Terjadinya Hubungan Sosial Secara Asosiatif

Skola
Dampak Positif Hubungan Sosial

Dampak Positif Hubungan Sosial

Skola
Gejala Sosial Akibat Pengaruh Perubahan Sosial

Gejala Sosial Akibat Pengaruh Perubahan Sosial

Skola
Gejala Sosial Akibat Pengaruh Perkembangan Zaman

Gejala Sosial Akibat Pengaruh Perkembangan Zaman

Skola
Ciri-ciri Hubungan Sosial Individu dan Kelompok

Ciri-ciri Hubungan Sosial Individu dan Kelompok

Skola
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com