Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Itu Partenogenesis?

Kompas.com - 18/02/2021, 14:54 WIB
Silmi Nurul Utami,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Reproduksi adalah proses makhluk hidup untuk menghasilkan keturunan dalam upaya mempertahankan eksistensinya.

Reproduksi dibagi menjadi dua yaitu reproduksi seksual dan reproduksi aseksual. Salah satu metode reproduksi aseksual adalah partenogenesis atau yang dikenal sebagai virgin birth.

Komodo betina, hiu betina, dan juga ular betina yang diisolasi dalam kebun binatang tanpa pernah bertemu jantan, tiba-tiba menghasilkan anak.

Anak yang sehat dan berkembang dengan baik tanpa adanya proses perkawinan. Hal yang mengejutkan ini disebut ilmuan sebagai partenogenesis.

Pengertian Partenogenesis

Apakah itu partenogenesis? Kata partenogenesis berasal dari bahasa Yunani parthenos yang berarti “perawan”, dan genesis yang berarti “asal”. Sehingga partenogenesis sering disebut virgin birth atau kelahiran perawan.

Dilansir dari Encyclopedia Britannica, partenogenesis adalah reproduksi yang hanya melibatkan gamet betina tanpa adanya pembuahan. Reproduksi dengan cara partenogenesis tidak membutuhkan pembuahan sel telur betina oleh sel telur jantan.

Atau dapat disimpulkan bahwa partenogenesis memungkinkan betina dapat memiliki anak walau tidak pernah kawin dengan pejantan.

Baca juga: Reproduksi: Pengertian, Tujuan, dan Jenisnya

Proses Partenogenesis

cdn.britannica.com Perbedaan reproduksi seksual dan partenogenesis

Dalam reproduksi, peleburan gamet jantan dan gamet betina dilakukan untuk pencampuran materi genetik embrio. Namun dalam partenogenesis, materi genetik didapatkan hanya dari gamet betina (sel telur) saja.

Pada partenogenesis terjadi dua macam proses mengganti materi genetik jantan yaitu apokmiksis dan automiksis.

Dilansir dari ThoughtCo., partenogenesis apokmiksis adalah saat sel kelamin betina bermitosis (replikasi sel) menghasilkan dua sel diploid tanpa pernah mengalami meiosis.

Sehingga sel-sel tersebut memiliki materi genetik (kromosom) yang lengkap untuk dapat berkembang menjadi embrio.

Tanpa adanya meiosis ataupun peleburan gamet membuat apokmisis menghasilkan anakan yang sama persis dengan induknya.

Sehingga partenogenesis apokmisis sering disebut dengan kelahiran klon. Apokmisis biasanya terjadi pada kutu daun dan beberapa tumbuhan berbunga.

Sedangkan partenogenesis automiksis, sel telur induk berupa haploid atau hanya memiliki setengah kromosom yang dibutuhkan untuk membentuk embrio. Dilansir dari National Geographic, saat sel telur mengalami meiosis, terbentuklah sel kecil bernama badan kutub.

Baca juga: Soal Mencari Jumlah Gamet yang Dibentuk Jika Diketahui Tautan Gen

Sel telur dengan setengah kromosom tersebut kemudian bergabung dengan badan kutub. Penggabungan ini menyebabkan kekosongan materi genetik jantan terpenuhi dan embrio bisa terbentuk juga berkembang.

Namun berbeda dengan proses apokmisis, proses automiksis ini tidak menghasilkan anakan yang sama persis (identik) dengan induknya. Anakan memiliki sifat yang berbeda karena dalam proses meiosis, materi genetik dari sel telur telah dirombak.

Partenogenesis ini dapat terjadi beberapa hewan seperti tawon, lebah, semut, angkrik, kutu, salamander, hiu, ular, komodo, kadal besar, dan amfibi lainnya.

Dilansir dari BBC, anakan hasil partenogenesis memanglah memiliki keragaman genetik yang rendah, namun sama sehatnya dengan anakan hasil reproduksi seksual lainnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com