KOMPAS.com - Sistem tanam paksa dilaksanakan pada 1847, melalui birokrasi pemerintah.
Di mana pemerintah berfungsi sebagai pelaksana langsung dalam proses mobilisasi sumber perekonomian berupa tanah dan tenaga kerja.
Sistem tanak paksa lebih menguatamakan hasil produksi tanaman ekspor yang laku di pasar internasional.
Dampak positif dari tanam paksa tentu dirasakan lebih banyak oleh pihak Belanda, sedangkan rakyat Indonesia semakin merosot kesejahteraannya.
Berikut dampak yang tanam paksa bagi rakyat Indonesia:
Baca juga: Di Manakah Tanam Paksa Dilaksanakan?
Menurut MC Ricklefs dalam bukunya Sejarah Indonesia Modern 1200-2008 (2008), dampak negatif tanam paksa, yaitu:
Waktu yang dibutuhkan dalam penggarapan budidaya tanaman ekspor sering mengganggu kegiatan tanam padi.
Akibatnya rakyat lebih fokus pada komoditi yang dipaksa untuk ditanam alih-alih untuk memenuhi kebutuhan mereka sendiri.
Penggarapan tanaman ekspor seperti tebu membutuhkan air yang banyak sehingga memberatkan petani.
Budidaya tebu dan nila (indigo) menggunakan sebagian besar tanah sawah petani yang baik dan bernilai paling tinggi.
Dalam praktiknya, sistem tanam paksa juga menyimpang. Bagian tanah yang diminta untuk ditanami tanaman ekspor melebihi dari seperlima bagian sepertui yang ditentutakan. Misalnya sampai sepertiga atau setengah bagian, bahkan sering seluruh tanah menjadi tanaman ekspor.
Pelaksanaan sistem tanam paksa ini melipatgandakan kebutuhan akan hewan ternak petani. Tidak hanya untuk pekerjaan ladang tetapi juga sebagai alat angkut hasil tanaman ekspor menuju pabrik atau pelabuhan.
Baca juga: Palaksanaan Tanam Paksa di Indonesia
Kegiatan tanam paksa menyebabkan kelaparan dan wabah penyakit di mana-mana, sehingga angka kematian meningkat tajam.
Bahaya kelaparan menimbulkan korban jiwa yang sangat mengerikan di daerah Cirebon, Demak, dan Grobogan.
Hal ini mengakibatkan menurunnya jumlah penduduk di daerah tersebut. Selain itu, penyakit busung lapar juga terjadi di banyak daerah.
Selain itu ada kewajiban yang harus dilaksanakan petani yang menjadi beban berat, seperti:
Baca juga: Cultuurstelsel, Sistem Tanam Paksa yang Sengsarakan Rakyat Pribumi
Tanam paksa sangat membebani rakyat Indonesia, bahkan membuat sengsara. Namun, kalau dilihat semua kebijakan ada sisi positif dan negatifnya. Sisi positif tanam paksa bagi bangsa Indonesia adalah rakyat Indonesia mengenal berbagai jenis tanaman ekspor.
Dalam buku Sejarah Nasional Indonesia IV (2008) karya Marwati Djoened dan Nugroho, dijelaskan dampak positif pelaksanaan tanam paksa bagi rakyat Indonesia, di antaranya: