Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jejak Ekonomi Peradaban Hindu-Buddha di Indonesia

Kompas.com - 09/07/2020, 11:49 WIB
Serafica Gischa

Penulis

KOMPAS.com - Peradaban Hindu-Buddha di Indonesia mengisahkan jejak perekonomian yang sudah terjadi sejak zaman sejarah.

Di dalam jejak ekonomi, muncul dua hal yang dapat dipelajari, yaitu mata pencaharian dan perdagangan yang terjadi.

Berdasarkan jurnal Jejak-Jejak Peradaban Hindu-Budha di Nusantara (2014) karya Titi Surti Nastiti, berikut penjelasan jejak ekonomi peradaban Hindu-buddha di Indonesia:

Mata pencaharian

Mata pencaharian masyarakat pada masa Hindu-Buddha untuk memenuhi kebutuhan hidupnya adalah sebagai pegawai kerajaan, petani, pengrajin, pedagang, nelayan, dan lainnya.

Beberapa mata pencaharian yang berhasil ditemukan jejaknya, di antaranya:

  • Nelayan

Secara kajian etnoarkeologi, terdapat dua kelompok masyarakat nelayan yang masing-masing memiliki peran dan fungsi yang berbeda, yaitu:

  1. Kelompok pertama, merupakan nelayan pesisir yang melakukan pekerjaan di laut bebas untuk mencari ikan dan mengangkut barang.
  2. Kelompok kedua, nelayan muara yang berprofesi sebagai tukang satang atau tambang.

Baca juga: Jejak Agama Peradaban Hindu-Buddha di Nusantara

  • Tukang tambang

Selain nelayan, juga ditemukan profesi sebagai tukang tambang di sepanjang aliran sungai. Banyak tukang tamban yang ditemukan di sepanjang Sungai Brantas dan Bengawan Solo.

Tukang tambang yang dimaksud adalah profesi untuk mengantar seseorang menyeberangi sungai. Menggunakan rakitan bambu yang kemudian di dayung.

Tambangan yang ada di Jawa Tengah dan Jawa Timur tidak hanya melayani penumpang antardesa, melainkan juga antar kecamatan, kabupaten, dan provinsi.

Misalnya, tukang tambang melayani penumpang dari dan ke Desa Ngloram, Jawa Tengah ke Desa Nogong, Jawa Timur.

  • Pengrajin tembikar

Salah satu pengrajin tembikar yang cukup tua usianya ditemukan di Desa Tondowulan, Jombang. Pembuat tembikar secara turun temurun adalah perempuan.

Sementara laki-laki membantu untuk mengambil tanah dan membakar tembikar yang sudah jadi. Setiap perempuan membuat tembikar dengan jenis yang berbeda.

Misalnya, ada yang khusus membuat anglo atau cobek, tetapi juga ada yang membuat padasan atau gentong.

Tembikar yang dibuat pada umumnya alat-alat rumah tangga yang digunakan sehari-hari, seperti anglo, cobek, gentong, padasan, pot, dan lainnya.

Baca juga: Jejak Arsitektur Peradaban Hindu-Buddha di Nusantara

Jalur perdagangan pada masa Kerajaan Sriwijayakemdikbud.go.id Jalur perdagangan pada masa Kerajaan Sriwijaya
Perdagangan

Jalur sungai memiliki peranan yang besar dalam perdagangan. Beberapa sungai yang cukup terkenal dengan perdagangannya adalah di Daerah Aliran Sungai (DAS) Bengawan Solo, Jawa Tengah dan DAS Barumun (Sumatera Utara).

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com