KOMPAS.com - Air di laut mengalami pasang surut atau naik turun. Pasang surut air laut dapat menjadi sumber energi.
Terdapat dua jenis sumber energi pasang surut air laut, pertama adalah perbedaan tinggi rendah air laut saat pasang dan surut.
Yang kedua adalah arus pasang surut terutama pada selat-selat yang kecil.
Dilansir dari Twenty-First Century's Fuel Sufficiency Roadmap (2012). Perbedaan ketinggian ini adalah energi potensial.
Ketika pasang, air laut masuk ke dalam teluk, delta sungai, atau bentang lepas pantai lainnya.
Air yang masuk ini tertampung oleh dinding pasang surut atau tidal barrage.
Baca juga: Berbagai Sumber Energi
Kemudian ketika surut, air laut dilepaskan. Energi diambil dengan cara memasang turbin yang digerakkan oleh aliran air.
Arus di laut adalah energi kinetik. Cara memanfaatkannya dengan memasang generator arus pasang surut.
Generator kemudian akan menggerakkan turbin dan menghasilkan energi.
Laut Indonesia diyakini memiliki potensi besar untuk dijadikan sumber energi terbarukan, terutama arus lintas dan juga selat sempit yang ada.
Hal ini dikatakan oleh peneliti senior dari Department of Atmospheric and Oceanic Science University of Maryland, R Dwi Susanto PhD, setelah acara pelepasan kegiatan penelitian TRIUMPH di Pelabuhan Nizam Zachman, Muara Baru, Jakarta Utara, Senin (18/11/2019).
Baca juga: Mengapa Pemanfaatan Sumber Energi Tidak Boleh Berlebihan?
Potensi listrik yang dimaksudkan ialah pemanfaatan arus dan dinamika pasang-surut air laut secara optimal.
Contoh beberapa selat kecil yang berpotensi yaitu selat Bali, selat Badung (antara pulau Lombok dan Bali), selat Lombok, dan selat Alas.
"Itu potensi sekali untuk energi pasang-surut laut dan dimanfaatkan ke energi listrik, menjadikan energi terbarukan yang lebih baik dari sinar surya," ucap dia.
Baca juga: Mengapa Kita Memerlukan Energi Alternatif?
Dijelaskan oleh Dwi, pada dasarnya arus pasang-surut itu selalu ada, karena selama bulan dan matahari ada, maka arus pasang-surut pasti terjadi.
Bandingkan dengan energi surya atau energi matahari. Saat malam tiba atau matahari tenggelam dan tertutup awan, energinya yang akan dikelola juga ikut menghilang sementara.
(Sumber: Kompas.com/Ellyvon Pranita | Editor: Shierine Wangsa Wibawa)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.