KOMPAS.com - Energi terbarukam menjadi salah satu energi alternatif untuk dimanfaatkan manusia. Pasalnya, lambat laun energi tak terbarukan akan terus habis digunakan.
Dilansir dari Encyclopaedia Britannica (2015), sejak awal abad 21, sekitar 80 persen energi yang digunakan manusia adalah bahan bakar fosil.
Bahan bakar fosil adalah sumber ebergi tak terbarukan, di mana jumlahnya terbatas dan akan habis digunakan. Bahan bakar fosil terbentuk dari fosil makhluk hidup yang mati dan terkubur jutaan tahun lalu.
Fosil yang terkubur tersebut kemudian membentuk minyak bumi, gas alam, dan batubara. Karena penggunaannya akan habis, maka manusia membutuhkan sumber energi alternatif yang dimanfaatkan jika bahan bakar fosil habis.
energi alternatif atau energi terbarukan berbeda dengan bahan bakar fosil. Di mana energi ini tersedia melimpah di bumi dan tidak akan pernah habis. Seperti, aliran air, embusan angin, panas bumi, sinar matahari, dan masih banyak lainnya.
Baca juga: Perubahan Energi dan Contohnya
Kendati istilahnya alternatif, namun energi alternatif kini sudah harus menjadi sumber energi utama.
Bahan bakar fosil yang kita gunakan selama puluhan tahun ternyata menimbulkan pemanasan global dan perubahan iklim.
Padahal, hutan adalah paru-paru bumi.
Di sisi lain, pembakaran bahan bakar fosil menghasilkan gas yang beracun. Gas yang kita kenal sebagai gas rumah kaca ini membuat bumi lebih panas.
Pemanasan ini membuat es di kutub mencair sehingga permukaan laut naik.
Oleh karena itu, penggunaan bahan bakar fosil atau energi tak terbarukan harus segera dihentikan atau dikurangi.
Sebagai gantinya, kita harus beralih ke energi alternatif yang ramah lingkungan dan tidak menghasilkan gas rumah kaca.
Baca juga: Macam-macam Energi Tak Terbarukan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.