KOMPAS.com - Berdasarkan Encyclopaedia Britannica (2015), sejak awal abad 21, sekitar 80 persen energi yang ada di dunia dihasilkan dari bahan bakar fosil. Selama ini, manusia memanfaatkan bahan bakar tersebut untuk kebutuhan sehari-hari.
Bahan bakar fosil merupakan energi dari tumbuhan dan hewan yang sudah mati jutaan tahun lalu. Bahan bakar ini termasuk energi yang tak terbarukan. Artinya, energi ini jumlahnya akan bisa habis.
Sehingga dibutuhkan energi terbagrukan sebagai alternatif jika suatu saat nanti bahan bakar fosil habis digunakan. Energi terbarukan adalah sumber energi alam yang dapat digunakan secara bebas, bisa diperbarui terus menerus, dan tidak terbatas.
Baca juga: Mengapa Kita Memerlukan Energi Alternatif?
Ada berbagai jenis energi terbarukan. Sumber energi ini bisa kita temukan di sekitar kita. Berikut macam-macam energi terbarukan seperti dikutup dari Energi Terbarukan (2016):
Biomassa adalah material organik yang mempunyai simpanan energi dari matahari dalam bentuk energi kimia.
Di zaman lampau, energi biomassa sudah digunakan dalam bentuk kayu bakar.
Kini, sumber energi biomassa semakin beragam. Ada hasil panen, rumput, kotoran hewan, sampah rumah tangga, hingga limbah pertanian.
Panas yang terkandung dalam bumi menimbulkan uap. Uap dan air panas yang ada di permukaan tanah ini dapat memberikan tenaga pada generator dan menghasilkan listrik.
Air yang mengalir dapat digunakan untuk memutar kincir. Putaran kincir itu menjadi sumber energi mekanis industri.
Aliran air juga bisa menghasilkan listrik melalui turbin dan generator.
Baca juga: Contoh Pemanfaatan Perubahan Energi dalam Kehidupan Sehari-Hari
Matahari adalah sumber energi terbesar. Sinar matahari atau tenaga surya dapat memanaskan, memberi penerangan, dan menghasilkan listrik.
Untuk dapat menghasilkan listrik, panas matahari diserap oleh panel surya (solar panel) lalu diubah menjadi tenaga listrik.
Sama seperti pasang surut, gelombang juga bisa dimanfaatkan untuk membangkitkan listrik. Namun untuk mengembangkannya dibutuhkan infrastruktur dengan biaya yang tak sedikit.
Air laut memang dingin. Namun di permukaan, airnya hangat karena langsung disinari matahari.
Perbedaan temperatur ini dapat menghasilkan energi listrik. Peredaan temperatur yang diperlikan minimal 25 derahat celsius.