Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bahasa Indonesia: Sejarah Penyempurnaan Ejaan

Kompas.com - 10/02/2020, 10:00 WIB
Ari Welianto

Penulis

KOMPAS.com - Bahasa Melayu adalah awal mula sebelum bahasa Indonesia dilahirkan sebelum 1928.

Setelah proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia. Bahasa Indonesia diresmikan dan dikukuhkan kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia secara konstitusional sebagai bahasa negara pada 18 Agustus 1945.

Setelah itu bahasa Indonesia dilakukan penyempurnaan ejaan beberapa kali. Di mana ejaan dibuat lebih sederhana dan praktis seperti saat sekarang ini.

Baca juga: Simbol Negara Bahasa Indonesia

Dikutip situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), pada 1901 ada namanya ejaan bahasa Melayu. Ejaan tersebut menggunakan huruf latin.

Ejaan bahasa Melayu dibuat berdasarkan rancangan Ch. A. van Ophuysen. Pada waktu itu Van Ophuysen dibantu oleh Engku Nawawi gelar Soetan Ma’moer dan Moehammad Taib Soetan Ibrahim saat membuat rancangan ejaan bahasa Melayu.

Itu sebabnya ejaan Melayu lama juga dikenal dengan nama ejaan Van Ophuysen.

Disederhanakan

Setelah bahasa Indonesia lahir pada 1928 saat Kongres Sumpah Pemuda, kemudian digelar Kongres Bahasa Indonesia Pertama (KB I). 

Kongres tersebut digelar di Solo, Jawa Tengah pada 1938.

Kongres yang digelar tersebut untuk memberi masukan supaya ejaan bahasa Indonesia yang ada pada waktu itu lebih diinternasionalkan.

Baca juga: Siapa Penemu Bahasa Indonesia?

Pada 18 Agustus 1946, bahasa Indonesia dinyatakan kedudukannya sebagai bahasa negara. Itu disahkan oleh UUD 1945, di mana disebutkan bahwa Bahasa negara ialah bahasa Indonesia.

Pada 1947 dilakukan penyempurnaan  ejaan bahasa Indonesia yang berlaku saat itu dibuat menjadi lebih sederhana.

Permintaan penyempurnaan itu dilakukan oleh Soewandi selaku Menteri Pengajaran, Pendidikan, dan Kebudayaan Indonesia. Keputusan tersebut tertuang dalam surat keputusan Nomor 264/Bhg.A 19 Maret 1947.

Keputusan membuat ejaan bahasa Indonesia menjadi lebih sederhana mendapat sambutan baik.

Nama ejaan bahasa Indonesia saat itu adalah Ejaan republik atau dikenal sebagai Ejaan Soewandi.

Penyusunan kembali dilakukan setelah digelar Kongres Bahasa Indonesia Kedua (KBI II) pada 1954 di Medan, Sumatera Utara.

Baca juga: Kisi-kisi UN 2020 SMALB Ketunaan Daksa: Mapel Bahasa Indonesia

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com