Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 18/05/2024, 15:30 WIB
Lulu Lukyani

Penulis

KOMPAS.com - Sebagian besar permukaan Bumi ditutupi dengan air yang tidak dapat diminum; lautan menutupi 70 persen permukaan Bumi dan menyumbang sekitar 97 persen dari seluruh air di Bumi.

Kandungan garam rata-rata di air laut adalah 35 bagian per seribu, walaupun kedengarannya tidak terlalu banyak, ini menghasilkan 120 juta ton garam per mil kubik air laut, dan terdapat sekitar 332.519.000 mil kubik air di lautan.

Apa jadinya jika air laut menjadi tawar?

Lautan tanpa garam akan memusnahkan kehidupan laut dan memengaruhi suhu serta cuaca global secara drastis, sehingga mengakibatkan kehidupan manusia di Bumi menjadi kacau. Berikut adalah beberapa dampak yang ditimbulkan jika air laut menjadi tawar.

1. Kehidupan laut terancam

Ada sekitar 230.000 spesies laut yang diketahui di lautan dan diperkirakan 2 juta lainnya belum ditemukan. Namun jika laut mengalami desalinasi, kemungkinan, besar kita tidak akan pernah bisa menemukan bentuk kehidupan tersebut.

Organisme laut yang paling terkena dampaknya adalah plankton dan fitoplankton, yang merupakan dasar dari semua kehidupan laut.

Baca juga: Ini Dampak Jika Air Laut Menjadi Asam

Ikan air asin telah berevolusi dan beradaptasi dengan kondisi garam, mereka meminum air asin agar tetap terhidrasi dan membuang kelebihan garam dengan memompanya keluar tubuh.

Ada jugs ikan seperti salmon yang telah beradaptasi untuk mentoleransi air tawar dan air asin, namun mereka adalah “satu dari seribu” spesies yang memiliki kemampuan tersebut. Dalam skala besar, jika air laut menjadi tawar, semua spesies air asin akan musnah.

2. Kehidupan tanaman tidak akan bertahan

Selain hewan laut, kehidupan tumbuhan laut juga akan terkena dampaknya. Ini adalah kabar buruk karena ganggang bawah air menyumbang hampir separuh fotosintesis yang terjadi di planet ini.

Fotosintesis memainkan peran penting dalam menyediakan makanan dan oksigen bagi planet kita, yaitu dengan mengubah karbon dioksida dari atmosfer menjadi oksigen penting yang diperlukan untuk pernapasan.

Oleh sebab itu, tanpa alga, manusia tidak hanya akan mendapatkan lebih sedikit oksigen, namun manusia juga akan memiliki lebih banyak karbon dioksida di atmosfer.

Dengan berkurangnya fotosintesis secara signifikan dan kondisi iklim yang sangat fluktuatif, Bumi tidak lagi dapat mendukung kehidupan tanaman yang beragam seperti sekarang. Rantai makanan itu sendiri akan runtuh. Sebagian besar spesies, termasuk manusia, tidak akan bertahan lama.

Baca juga: Mengapa Air Laut Terasa Asin?

3. Cuaca global akan kacau

Meningkatnya efek rumah kaca akan membuat beberapa belahan Bumi menjadi sangat panas. Hal ini paling terlihat di khatulistiwa karena arus lautnya tidak lagi mengalirkan air hangat dan arus udara seperti dulu.

Arus konveksi menggerakkan air hangat dari khatulistiwa ke utara, sementara air dingin dari utara mendinginkan daerah yang lebih panas ke selatan.

Di wilayah khatulistiwa, air yang lebih hangat mampu membawa lebih banyak garam (kelarutan pelarut meningkat seiring suhu), menyebabkan air yang lebih padat tenggelam ke kedalaman yang lebih rendah, sedangkan air yang lebih dingin mengalir ke atas.

Di ujung utara, airnya cukup dingin untuk membekukan dan membentuk es laut. Saat air membeku, garam akan tertinggal, dan tentu saja, hal ini membuat air yang lebih dingin di utara menjadi lebih padat, sehingga tenggelam lebih rendah, dan memberi jalan bagi air hangat yang datang dari Selatan.

Tanpa garam, seluruh proses yang seimbang dan rumit ini akan terganggu. Sebagai permulaan, badai akan menjadi lebih sering terjadi, dan lebih mematikan.

Pada dasarnya, cuaca dan iklim global akan sangat berbeda dari apa yang kita alami sekarang. Sementara itu, manusia akan membeku di kutub atau kepanasan di khatulistiwa, mati dalam bencana alam, atau mati kelaparan karena hidup di dunia tanpa tumbuhan dan biologi kelautan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com