Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bisakah Kita Belajar Menyukai Makanan Pedas?

Kompas.com - 16/05/2024, 11:00 WIB
Fadila Rosyada Hariri,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Bagi sebagian orang, makanan pedas adalah kenikmatan yang tak tertandingi, sementara bagi yang lain, hanya menghirup aroma cabai saja sudah cukup membuat lidah mereka terbakar.

Namun, apakah mungkin bagi seseorang yang tidak menyukai makanan pedas untuk belajar menikmatinya?

Baca juga: Mengapa Makanan Pedas Bikin Sakit Perut?

Dikutip dari Science Focus, panas pada cabai disebabkan oleh senyawa kimia yang disebut kapsaisin, yang berikatan dengan protein TRPV1 pada saraf yang merasakan rasa sakit dan panas.

Jika reseptor ini terus-menerus dirangsang oleh makanan pedas, maka sel saraf akan 'menurunkan volume' dengan menambahkan gugus fosfat ke protein reseptor.

Hal ini menyebabkan protein tersebut mengubah bentuk tiga dimensinya dan mengurangi kemampuannya untuk berikatan dengan kapsaisin, sehingga Anda menjadi kurang sensitif.

Selain itu, kemampuan kita untuk merasakan rasa juga secara alami menurun seiring bertambahnya usia, sehingga makanan yang dulu terlalu pedas sekarang mungkin hanya menghasilkan sensasi yang menyenangkan.

Ilmuwan pangan Alissa Nolden dari University of Massachusetts Amherst, menyatakan bahwa makanan yang dikonsumsi saat masa perkembangan dapat membentuk preferensi kita ketika dewasa.

Namun, bagi orang yang tidak dibesarkan dengan makanan pedas, bukan berarti harapan untuk menikmatinya hilang. Paparan berulang terhadap capsaicin, senyawa kimia yang menyebabkan beberapa jenis cabai menjadi pedas, dapat meningkatkan toleransi kita.

“Jika Anda sudah dewasa dan dapat memilih makanan Anda, serta mulai mengintegrasikan makanan pedas ke dalam pola makan Anda, Anda pasti bisa belajar untuk lebih mentolerir makanan pedas,” kata Nolden.

Baca juga: Kenapa Manusia Suka Makanan Pedas?

Jadi, belum terlambat untuk mencoba makanan pedas. Cobalah satu per satu jenis cabai dan nikmati sensasinya.

Artikel ini dibuat dengan bantuan artificial intelligence (AI). Dimohon untuk bijak memanfaatkan informasi. Jika Anda menemukan ada kesalahan informasi atau kesalahan konteks, silakan memberi tahu kami ke redaksikcm@kompas.com

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com