Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ilmuwan Tidak Sengaja Temukan Organ Baru di Tubuh Manusia

Kompas.com - 30/04/2024, 21:00 WIB
Annisa Fakhira Mulya Wahyudi,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Mengingat berapa lama kita ada, beberapa orang mungkin mengira kita telah mempelajari segala hal yang perlu diketahui tentang tubuh manusia.

Namun pada tahun 2020, para ilmuwan secara mengejutkan menemukan sebuah organ yang belum pernah diidentifikasi sebelumnya.

Baca juga: 5 Organ Paling Berat pada Tubuh Manusia

Temuan organ baru manusia

Sebuah tim dari Belanda yang sebenarnya sedang mempelajari kanker prostat dikejutkan dengan temuan organ baru yang belum pernah diidentifikasi sebelumnya.

Para peneliti tersebut sedang mempelajari hasil pemindaian dan melihat dua area di dalam kepala menyala, menunjukkan bahwa ada satu set kelenjar ludah yang tersimpan di sana.

Ketika berhasil melacak organ tersebut, peneliti memberinya nama dengan 'kelenjar ludah tubarial'.

Kelenjar tersebut dapat ditemukan di belakang hidung, di sudut pertemuan rongga hidung dengan tenggorokan. Kelenjar ini berfungsi untuk 'melumasi dan melembabkan area tenggorokan di belakang hidung dan mulut'.

Bagaimana organ tersebut luput dari pengetahuan?

Para ahli tentu saja bertanya-tanya bagaimana kelenjar ini luput dari perhatian begitu lama.

Dokter Wouter Vogel, ahli onkologi radiasi di Institut Kanker Belanda, mempunyai gagasan bagaimana kelenjar itu bisa luput dari perhatian.

Dia menjelaskan dibutuhkan 'pencitraan yang sangat sensitif' untuk mengenali kelenjar tersebut, dan kelenjar tersebut 'tidak terlalu mudah diakses'.

Manusia memiliki tiga set kelenjar ludah yang besar, tetapi tempatnya tidak di sana,” kata Vogel.

Baca juga: Seberapa Banyak Organ dalam Tubuh Manusia?

“Sejauh yang kami tahu, satu-satunya kelenjar ludah atau lendir di nasofaring berukuran kecil secara mikroskopis, dan jumlahnya mencapai 1.000 kelenjar yang tersebar merata di seluruh mukosa. Jadi, bayangkan betapa terkejutnya kami saat menemukan kelenjar ini,” sambungnya.

Meskipun penemuan ini tidak disengaja, para ilmuwan berharap temuan mereka akan membantu pasien kanker mengalami lebih sedikit komplikasi setelah menerima radioterapi, karena mereka percaya banyak komplikasi seputar pengobatan berhubungan dengan kelenjar ludah tuba.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com