Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 28/04/2024, 14:32 WIB
Annisa Fakhira Mulya Wahyudi,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Seperti yang sudah diketahui khalayak umum, berlian adalah salah satu barang tambang yang bernilai tinggi.

Namun, proses penambangan selalu memiliki dampak yang merugikan bagi lingkungan.

Baca juga: Peneliti Buat Berlian dalam Waktu 150 Menit, Bagaimana Caranya?

Karena ketersediaan berlian tidak terbaharukan dan akan habis pada waktunya, sehingga mulai dikembangkan berlian sintetis di laboratorium. Berlian sintetis pertama kali dibuat pada tahun 1953 oleh General Electric (GE) di Amerika Serikat.

Akankah berlian sintetis dengan keberlanjutan produksi yang tinggi berakibat buruk bagi lingkungan?

Efek produksi berlian sintetis

Dalam beberapa aspek, berlian sintetis sama dengan berlian tambang. Keduanya berbentuk prisma karbon, terikat erat untuk membentuk permata yang sangat kuat dan berkilau.

Namun alih-alih mengkristal jauh di dalam planet bumi yang berapi-api miliaran tahun, berlian sintetis dikembangkan di laboratorium menggunakan alkimia modern.

Berlian yang dikembangkan di laboratoriumbiasanya memiliki harga jual lebih murah per-karatnya. Juga disebut-sebut lebih ramah lingkungan, menurut laporan National Geographic (26/3/2024).

Beberapa perusahaan yang memproduksi berlian sintetis menyatakan produksi berlian di laboratorium tidak menimbulkan dampak buruk terhadap ekosistem, satwa liar, dan populasi manusia dibandingkan berlian tambang.

Baca juga: Berlian, Batu Permata yang Terpendam Paling Dalam di Bumi

Pihak tersebut juga meng-klaim, berlian laboratorium memiliki dampak yang lebih kecil terhadap lingkungan sekitarnya dibandingkan berlian yang ditambang.

Namun, International Gem Society beranggapan berlian yang diproduksi di laboratorium juga mempunyai dampak terhadap lingkungan.

Emisi Karbon dari Berlian yang Ditumbuhkan di Laboratorium

Untuk menciptakan berlian di dalam laboratorium diperlukan kondisi tekanan dan suhu tinggi  seperti yang ada di bawah tanah. Hal tersebut membutuhkan energi dan sumber daya yang besar.

Baik suhu tinggi (HPHT) maupun deposisi uap kimia (CVD) melibatkan pencapaian suhu di atas 800 derajat C dan tekanan hingga 70.000 atm. Biasanya, energi untuk mencapai hal ini berasal dari fosil dan bahan bakar tak terbarukan lainnya.

Rata-rata, memproduksi satu karat berlian laboratorium melepaskan 511 kg gas rumah kaca, lebih dari tiga kali lipat dari satu karat berlian yang dipoles yang ditambang.

Sebagai gambaran, rata-rata rumah tangga di AS menghasilkan 48 metrik ton (48.000 kg) gas rumah kaca setiap tahunnya.

Dampak Lingkungan Produksi Berlian Sintetis

Dampak lingkungan dari berlian yang diproduksi di laboratorium bervariasi. Hal tersebut bergantung pada peraturan setempat yang berlaku dan kebijakan produsennya.

Baca juga: Studi Sebut Berlian Bisa Ungkap Rahasia tentang Bumi, Apa Itu?

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com