Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahli Temukan Cara Kontrol Protein yang Bantu Penyebaran Kanker

Kompas.com - 30/01/2024, 17:33 WIB
Monika Novena,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Protein MYC adalah bagian dari aktivitas sel yang sehat. Namun ketika sel kanker berkembang, protein ini menjadi rusak melampaui fungsinya yang normal serta membantu penyebaran kanker hingga 75 persen.

Kabar baiknya, kini, para ilmuwan telah menemukan cara untuk mengontrol protein MYC yang berperan dalam penyebaran kanker.

Baca juga: Apakah Makan Roti Panggang Gosong Bisa Sebabkan Kanker?

Mengontrol protein MYC

Mengutip Science Alert, Senin (29/1/2024) protein MYC merupakan protein tidak berbentuk dan tidak memiliki struktur yang dapat ditargetkan.

Hal tersebut rupanya menjadi salah satu masalah dalam mengontrol protein MYC karena menyulitkan obat untuk mengindentifikasi secara efektif dan menjaganya agar tetap berfungsi normal.

Akan tetapi, tim dari Universitas California, Riverside (UCR) telah mampu mengembangkan senyawa peptida yang dapat mengikat atau berinteraksi dengan MYC dan membantu mengendalikannya kembali.

"MYC tidak seperti makanan bagi sel kanker namun lebih seperti steroid yang mendorong pertumbuhan kanker dengan cepat. Itu mengapa MYC merupakan penyebab 75 persen dari seluruh kasus kanker pada manusia," kata ahli biokimia Min Xue dari UCR.

Dalam temuan barunya ini, peneliti mempelajari sejumlah kecil struktur yang dimiliki MYC untuk membangun peptida yang dapat menempel pada struktur tersebut. Salah satu peptida yaitu NT-B2R terbukti bisa menonaktifkan MYC.

Dan benar saja, NT-B2R terbukti berhasil berikatan dengan MYC dalam pengujian menggunakan kultur yang terbuat dari sel kanker otak.

Hal tersebut kemudian mengubah cara sel mengatur banyak gennya dan pada akhirnya menurunkan metabolisme dan proliferasi sel kanker.

Baca juga: Mengenal Biji Rami dan Manfaatnya untuk Cegah Kanker Payudara

Itu ibarat mengikat tangan seseorang ke belakang untuk menghentikan mereka melakukan apa pun.

"Kami meningkatkan kinerja pengikatan peptida ini dibandingkan versi sebelumnya sebesar dua kali lipat. Hal ini membuatnya lebih dekat dengan tujuan pengembangan obat kami," ungkap Xue.

Meski hasil awal ini cukup menjanjikan, namun masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan. Termasuk tes yang ketat pada manusia perlu dilakukan.

Namun dari studi itu, kita mungkin telah menemukan metode untuk menghentikan cara kanker membajak proses biologis yang sehat.

"Kami gembira mengetahui temuan studi menjadi salah satu kunci dalam pengembangan obat kanker," tambah Xue.

Studi dipublikasikan di Journal of American Chemical Society.

Baca juga: Mengapa Kelelawar Tidak Bisa Terkena Kanker?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com