Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Studi Ungkap Manusia Purba Lebih Suka Sayur daripada Daging

Kompas.com - 29/01/2024, 08:00 WIB
Monika Novena,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Selama ini ada anggapan bahwa manusia purba lebih banyak mengonsumsi daging sebagai diet mereka sehari-hari.

Namun, sebuah studi baru menunjukkan bahwa beberapa nenek moyang kita justru tidak makan daging sama sekali, mereka malah memilih pola makan yang sebagian besar terdiri dari tumbuhan.

Baca juga: Studi Ungkap Manusia Purba Berburu Berang-berang untuk Dimakan

"Gagasan mengenai manusia awal adalah mereka mengadopsi pola makan berprotein tinggi yang banyak daging seperti diet paleo," ungkap Randy Haas, Asisten Profesor Antropologi di Universitas Wyoming yang memimpin penelitian.

Dalam penelitian baru ini, peneliti menemukan makanan yang dikonsumsi manusia purba terdiri dari 80 persen tumbuhan dan 20 persen daging.

Pola makan bervariasi

Dikutip dari Science Alert, Kamis (25/1/2024), temuan tersebut berdasarkan dari analisis peneliti yang dilakukan terhadap manusia purba yang terkubur di Andean Altiplano Peru sekitar 9.000 tahun yang lalu.

Hal ini menambah bukti yang menunjukkan bahwa pola makan prasejarah sudah sangat bervariasi, mulai dari yang banyak daging hingga yang sedikit daging.

Saat melihat situs arkeologi, para ahli seringkali menemukan tulang hewan.

"Tulang hewan seringkali lebih terawetkan, lebih banyak dan lebih mudah diperloleh di situs arkeologi," ungkap Ceren Kabukcu, ahli arkeobotani dari Universitas Liverpool yang mempelajari pola makan kuno.

Demikian juga dengan peralatan baru dan tulang tajam yang digunakan untuk berburu.

Hal itu akhirnya membuat beberapa peneliti berpikir bahwa manusia zaman Paleolitik lebih menyukai daging dan memprioritaskan perburuan.

Baca juga: Begini Cara Manusia Purba Neanderthal Memburu Gajah Raksasa

Namun, munculnya teknik analisis yang lebih modern, termasuk spektrometri massa, telah mengubah pandangan tersebut.

Misalnya, para ilmuwan sekarang dapat mengetahui apa yang dimakan melalui isotop yang tersimpan di dalam tulang manusia.

Isotop ini menempel pada tulang dan para ilmuwan dapat membacanya ribuan tahun kemudian.

Analisis tulang

Peneliti pun melakukan analisis pada tulang 24 orang di Andean Altiplano Peru.

Itu adalah sekelompok penjelajah nomaden yang hidup antara 9000 hingga 6500 tahun yang lalu.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com