Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Orang Skit Kuno Gunakan Kulit Manusia Jadi Wadah Panah

Kompas.com - 02/01/2024, 20:00 WIB
Monika Novena,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Orang Skit kuno, suku nomaden yang terkenal dengan cara berperangnya ternyata menggunakan kulit manusia sebagai wadah peralatan perang mereka.

Temuan dalam studi baru ini pun menegaskan klaim yang dibuat oleh sejarawan Yunani kuno Herodotus bahwa orang Skit (sekitar tahun 800 SM hingga 300 M) memanfaatkan kulit manusia.

Baca juga: Apakah Suku Paling Terisolasi di Dunia?

Penggunaan kulit manusia

Mengutip Live Science, Kamis (28/12/2023) untuk mengetahuinya, peneliti menganalisis 45 sampel kulit dari 18 pemakaman di 14 lokasi di Ukraina selatan.

Dalam penggalian itu, tim menemukan bahwa tempat anak panas terbuat dari kulit manusia. Namun terdapat pula wadah berisi panas yang terbuat dari kulit hewan termasuk domba, kambing, sapi, dan kuda.

Tempat anak panah tersebut dikuburkan di kurgan, gundukan tempat pemakaman para penguasa atau individu berpangkat tinggi lainnya yang berasal dari sekitar 2400 tahun lalu.

"Mengingat bahwa tempat anak panah merupakan elemen penting dari identitas prajurit Skit, kemungkinan besar itu dikubur bersama pemiliknya," kata Margarita Gleba, asisten profesor arkeologi di Universitas Padua di Italia.

Tim kemudian menganalisis kulit tersebut dengan menggunakan sidik jari massal peptida.

Itu merupakan teknik yang memeriksa protein spesifik dalam sampel organik untuk menentukan jenis hewan yang menjadi bahan pembuat wadah.

Hasil analisis mengungkapkan itu merupakan kulit manusia.

Menegaskan klaim Herodotus

Temuan ini pun menegaskan klaim yang pernah diungkapkan Herodotus (hidup sekitar 484 hingga 425 SM) mengenai penggunaan kembali kulit manusia oleh orang Skit.

Baca juga: Mengapa Suku Aztec Mengorbankan Manusia?

Melansir Gizmodo, bangsa Skit dideskripsikan oleh Herodotus, melalui pengalaman langsung namun juga berdasarkan desas-desus yang kemungkinan menyebar melalui jalur perdagangan dari Asia Timur sekitar 2.500 tahun yang lalu.

Herodotus merinci cerita tentang orang Skit yang meminum darah orang yang kalah, menggunakan kepala yang terpenggal sebagai alat tawar-menawar untuk mendapatkan barang rampasan.

Tapi bukan hanya itu saja. Herodotus menulis bahwa orang Skit mengikis daging manusia dengan tulang rusuk seekor sapi jantan, meremas kulitnya dengan tangan, dan setelah membuatnya lentur, mereka menyimpannya untuk handuk tangan, mengikatnya pada tali kekang kuda yang ditunggangi dan bangga akan hal itu.

"Banyak orang Skit bahkan membuat pakaian dari kulit kepala, menjahitnya menjadi satu seperti lapisan kulit. Banyak juga yang melepaskan kulit, kuku, dan semuanya dari tangan musuh mereka yang sudah mati dan membuat penutup untuk tempat anak panah mereka," tulis Herodotus.

Barry Cunliffe, seorang profesor emeritus arkeologi Eropa di Universitas Oxford yang tidak terlibat dalam penelitian ini, bertanya-tanya apakah ada alasan lain, selain yang disebutkan oleh Herodotus, yang dapat membantu menjelaskan mengapa orang Skit menggunakan kulit manusia.

"Herodotus mengatakan bahwa orang Skit menghiasi kuda mereka dengan kepala musuh mereka. Mungkinkah kepala tersebut tidak hanya menunjukkan keberanian tetapi juga menuntun menuju mangsa," kata Cunliffe.

Studi dipublikasikan di jurnal PLOS One.

Baca juga: Studi Ungkap Sebelum Dikorbankan untuk Persembahan Dewa, Anak Suku Inca Diberi Obat Halusinasi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com