Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Spesies Kadal Baru Berlidah Oranye Ditemukan di China

Kompas.com - 31/12/2023, 15:34 WIB
Monika Novena,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Peneliti menemukan spesies kadal baru di hutan subtropis China Selatan.

Namun ada yang menarik dari penemuan spesies baru ini.

Baca juga: Oreophryne riyantoi, Katak Spesies Baru Endemik Sulawesi

Spesies yang diberi nama kadal taman Wang (Calotes wangi) ini ternyata punya lidah berwarna oranye yang mencolok.

Sempat salah identifikasi

Mengutip Sci-News, Jumat (29/12/2023) sebelum berhasil mengidentifikasinya, peneliti sempat mengira kadal taman Wang tersebut merupakan spesies C.versicolor yang sering disebut kadal yang bisa berubah.

"Dari tahun 2009 hingga 2022, kami melakukan survei lapangan di China selatan dan mengumpulkan sejumlah spesimen kompleks dan menemukan bahwa populasi yang kami duga sebagai C.versicolor rupanya adalah spesies baru yang belum terdeskripsikan," kata Yong Huang, peneliti dari Guangxi University of Chinese Medicine.

Kadal taman Wang ini memiliki panjang kurang dari 9 cm, dan salah satu ciri yang membedakan dengan spesies lain adalah lidahnya yang berwarna oranye terang, yang digunakannya untuk memakan serangga, laba-laba, dan arthropoda lainnya.

Sementara itu melansir IFL Science, penilaian morfologi menunjukkan bahwa jantan dewasa yang ditemukan memiliki kepala lebih kecil dibandingkan populasi Calotes lainnya.

"Calotes wangi ditemukan di hutan berdaun lebar subtropis yang selalu hijau dan hutan monsun tropis di China selatan dan Vietnam utara," papar Huang.

Sebagian besar spesies ini bisa terlihat di daerah pegunungan, perbukitan dan dataran di tepi hutan, lahan subur, lahan semak belukar, dan bahkan jalur hijau perkotaan.

Baca juga: Fakta-fakta Racun Komodo, Salah Satu Kadal Paling Berbahaya

Kebiasaan kadal taman Wang

Studi juga menunjukkan bahwa bila dalam bahaya, kadal akan bergegas ke semak-semak atau memanjat batang pohon untuk bersembunyi.

Lebih lanjut Calotes wangi aktif dari bulan April sampai Oktober setiap tahun, sedangkan di daerah tropis aktif dari bulan Maret sampai November atau bahkan lebih lama.

Para peneliti memperkirakan bahwa spesies baru ini tidak terancam, namun mereka mencatat bahwa di beberapa daerah habitatnya terfragmentasi.

Beberapa orang bahkan juga memanfaatkannya sebagai obat serta mengkonsumsi dagingnya.

Hal tersebut membuat peneliti menyarankan agar pemerintah setempat memperkuat perlindungan lingkungan ekologis mereka dan memperhatikan dinamika populasi.

Temuan ini dipublikasikan di jurnal ZooKeys.

Baca juga: Seperti Apa Spesies Baru Ular yang Dinamai dari Nama Horrison Ford?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com