Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 23/12/2023, 09:33 WIB
Usi Sulastri,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Metana merupakan gas rumah kaca antropogenik kedua terbanyak setelah karbon dioksida.

Kekuatan metana dalam memerangkap panas di atmosfer adalah 28 kali lipat dibandingkan dengan karbon dioksida, dikutip dari U.S. Environmental Protection Agency, Jumat (15/12/2023).

Baca juga: Metana, Si Gas Rumah Kaca yang Ternyata Bisa Jadi Energi Terbarukan

Selain itu, karena sifatnya sebagai gas rumah kaca keberadaan metana dalam atmosfer memiliki dampak signifikan terhadap suhu dan sistem iklim global.

Sebagian besar metana dihasilkan di lapisan sedimen danau ketika terjadi kekurangan oksigen, akibat pertumbuhan berbagai komunitas bakteri dalam lingkungan tanpa oksigen.

Dilansir dari Lake Scientist, Jumat (15/12/2023), produksi metana dari danau ternyata lebih tinggi dibandingkan dengan lautan.

Dengan begitu, berapa metana yang dihasilkan dari danau?

Metana dari danau ternyata lebih kecil dari perkiraan

Studi terbaru dari Brown University menyatakan bahwa para peneliti telah mengeluarkan perkiraan baru dan menemukan bahwa danau-danau yang belum dipetakan tidak sebesar yang diperkirakan sebelumnya sebagai penghasil metana.

Dilansir dari phys.org, Jumat (15/12/2023), berdasarkan penelitian ini, alih-alih menyumbang sekitar 40 persen dari emisi metana di wilayah tersebut, danau-danau kecil ini ternyata hanya menyumbang sekitar 3 persen.

Dengan menggunakan citra satelit dan udara resolusi tinggi dari NASA, dua peneliti menemukan bahwa danau-danau tersebut ternyata menghasilkan metana tidak sebesar yang diperkirakan sebelumnya.

Temuan terbaru yang dipublikasikan di Geophysical Research Letters melawan hampir 15 tahun penelitian menggunakan data lama yang memiliki resolusi rendah.

Baca juga: Bukan Pertanian, Ini Penghasil Terbesar Metana dari Sumber Alami

"Temuan dari penelitian menunjukkan bahwa meski danau-danau kecil hanya sebagian kecil lanskap, mereka memproduksi metana lebih banyak per luas wilayahnya," ujar Ethan D. Kyzivat, pemimpin penelitian.

Studi ini berfokus pada danau-danau kecil yang luasnya sekitar sepersepuluh kilometer persegi atau lebih kecil, setara dengan sekitar 20 lapangan sepak bola.

Hasil tak terduga muncul dalam penelitian metana

Ada dua pendekatan umum dalam pemodelan metana, pertama 'bottom up' yang memodelkan emisi metana berdasarkan peta Bumi seperti yang dilakukan para peneliti di sini.

Kedua 'top down' yang memodelkan metana berdasarkan pengukuran atmosfer.

Selama lebih dari satu dekade, terdapat perbedaan yang membingungkan antara angka-angka yang dihasilkan oleh kedua metode ini.

Angka-angka baru dari analisis ini diharapkan dapat menyatukan kedua sudut pandang.

"Sejak 15 hingga 20 tahun yang lalu terdapat perdebatan, namun sekarang resolusi satelit memungkinkan 'bottom-up' melihat seberapa banyak metana sebenarnya dihasilkan," kata Smith, seorang profesor studi lingkungan.

"Kini, kita dapat melihat perairan terkecil dengan jelas mengurangi estimasi 'bottom-up' agar sejalan dengan 'top-down'. Langkah berikutnya adalah melibatkan seluruh dunia," pungkasnya.

Baca juga: Gas Metana: Pengertian dan Sumbernya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com