Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ilmuwan Pertama Kali Temukan Aurora di Matahari

Kompas.com - 19/11/2023, 17:00 WIB
Lulu Lukyani

Penulis

KOMPAS.com - Untuk pertama kali, para ilmuwan melihat tampilan gelombang radio berderak "mirip aurora" yang menakjubkan di atas permukaan matahari, yang sangat mirip dengan aurora di Bumi.

Para astronom di Bumi mendeteksi semburan gelombang radio tersebut selama seminggu.

Pertunjukan cahaya di matahari itu terjadi kira-kira 40.000 km di atas bintik matahari, yakni bidang gelap yang melengkung secara magnetis di permukaan matahari.

Sebelumnya, para ilmuwan juga telah mendeteksi sinyal radio mirip aurora dari bintang-bintang jauh di masa lalu, namun ini adalah pertama kalinya mereka melihat sinyal semacam ini dari matahari.

Baca juga: Apa Itu Fenomena Aurora?

Menurut Sijie Yu, peneliti dan astronom di New Jersey Institute of Technology's Center for Solar-Terrestrial Research (NJIT-CSTR), fenomena ini sangat berbeda dengan ledakan gelombang radio matahari yang bersifat sementara yang biasanya berlangsung beberapa menit atau jam.

Yu juga menyebut penemuan ini sangat menarik karena berpotensi mengubah pemahaman ilmuwan tentang proses magnetik bintang.

Di Bumi, aurora adalah hasil dari puing-puing energi matahari yang melintasi atmosfer dekat kutub, yang medan magnet pelindungnya paling lemah, dan mengagitasi molekul oksigen dan nitrogen. Hal ini menyebabkan molekul melepaskan energi dalam bentuk cahaya.

Puing-puing matahari biasanya terlempar menjauh dari matahari ketika medan magnet di sekitar bintik matahari menjadi kusut sebelum tiba-tiba putus.

Pelepasan energi yang dihasilkan memicu semburan radiasi yang disebut jilatan api matahari dan pancaran ledakan material matahari yang disebut lontaran massa koronal.

Baca juga: 4 Mitos tentang Aurora, dari Dewa-Dewi hingga Ramalan Cuaca

Dengan mengarahkan teleskop radio ke bintik matahari di permukaan matahari, para peneliti mendeteksi emisi mirip aurora di atasnya, yang mereka yakini merupakan hasil dari percepatan elektron dari jilatan api matahari di sepanjang garis medan magnet kuat bintik matahari.

Namun, tidak seperti aurora di Bumi, emisi aurora bintik matahari ini terjadi pada frekuensi mulai dari ratusan ribu kHz (kilohertz) hingga sekitar 1 juta kHz, akibat langsung dari medan magnet bintik matahari yang ribuan kali lebih kuat daripada medan magnet bumi.

Sebagai perbandingan, aurora pada umumnya di Bumi memancarkan cahaya pada frekuensi antara 100 hingga 500 kHz.

Para peneliti mengatakan, penemuan mereka telah membuka cara baru untuk mempelajari aktivitas matahari, dan mereka mulai meneliti data yang sudah ada untuk menemukan bukti tersembunyi dari aurora matahari di masa lalu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com