Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

4 Mitos tentang Aurora, dari Dewa-Dewi hingga Ramalan Cuaca

Kompas.com - 17/09/2022, 09:00 WIB
Shierine Wangsa Wibawa

Penulis

Sumber Earth Sky

KOMPAS.com - Sejak zaman dahulu kala, manusia telah melihat dan terpukau dengan keindahan aurora, fenomena alam di mana cahaya warna-warni bersinar di langit.

Pada masa kini sains telah mampu menjelaskan bagaimana aurora terbentuk. Namun, pengetahuan ini baru mulai kita dapatkan sekitar 2,5 abad yang lalu.

Sebelum itu, manusia mencoba untuk menjelaskan aurora dengan mitos-mitos yang mereka ciptakan. Berikut adalah mitos-mitos tentang aurora seperti dilansir dari Earth Sky, 14 Januari 2021:

1. Dewi dan dewa

Pernahkah Anda bertanya-tanya, kenapa fenomena ini dinamai aurora? Dalam kepercayaan Romawi, aurora merupakan nama bagi dewi fajar.

Baca juga: Apakah Aurora Juga Terjadi di Planet Lain?

Pasalnya, di belahan bumi utara; cahaya aurora biasanya dimulai di cakrawala utara dan tampak seperti kedatangan pagi hari yang tidak sesuai waktu.

Selain orang Romawi, masyarakat Algonquins juga meyakini aurora sebagai pertanda dari dewa pencipta mereka Nanahbozho, sedangkan suku Chuvash di Siberia meyakini bahwa aurora borealis adalah dewa yang membantu wanita melahirkan.

2. Kehidupan setelah kematian

Gambar aurora. Foto aurora ini diambil di Hamnoy, Norwegia.Shutterstock Gambar aurora. Foto aurora ini diambil di Hamnoy, Norwegia.

Selain diyakini sebagai dewa, aurora dulu juga dipercaya sebagai pintu menuju kehidupan setelah kematian oleh masyarakat konfederasi suku pribumi Amerika Utara Iroquois.

Sementara itu, bangsa Viking mengira aurora merupakan pantulan dari tameng yang digunakan oleh para Valkyrie, gadis-gadis yang membawa prajurit ke Valhalla, surga bagi orang Viking).

Lalu, ada juga orang-orang Salteaus dari Kanada Timur, serta Kwakiutl dan Tlingit dan Alaska tenggara yang melihat aurora sebagai jiwa-jiwa, baik manusia maupun hewan, sedang menari di langit.

Masyarakat Inuit di Greenland timur melihat cahaya aurora sebagai jiwa anak-anak yang meninggal saat dilahirkan.

Sebaliknya, bangsa Indian Fox meyakini aurora sebagai hantu musuh-musuh mereka yang mencoba bangkit lagi dari kematian, sehingga fenomena ini pun dianggap sebagai pertanda datangnya perang.

Baca juga: Mengapa Aurora Berwarna-warni?

3. Hewan

Hewan juga sering dikaitkan dengan aurora, seperti contohnya masyarakat Skandinavia pada Abad Pertengahan yang menyebut aurora sebagai pantulan dari sisik rombongan raksasa ikan herring di lautan.

Sebuah mitos di Finlandia juga meyakini bahwa aurora terjadi karena rubah-rubah yang terbuat dari api melemparkan cahaya dari ekor mereka ke udara.

4. Ramalan cuaca

Gambar aurora berbentuk spiral. Foto ini diambil di Islandia.Shutterstock Gambar aurora berbentuk spiral. Foto ini diambil di Islandia.

Orang-orang zaman dahulu juga menggunakan aurora dalam ramalan cuaca. Masyarakat Penobscot di Maine, misalnya, meyakini bahwa penampakan aurora adalah pertanda datangnya cuaca yang berangin.

Di Skotlandia, aurora yang bergerak cepat menandakan cuaca buruk, sedangkan aurora yang bergerak lambat menandakan cuaca yang baik.

Pada masa kini, para ilmuwan telah mengetahui bahwa aurora tidak ada hubungannya dengan cuaca di Bumi. Sebab, aurora merupakan bagian dari cuaca luar angkasa, di mana badai matahari memicu timbulnya aurora di atmosfer Bumi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com